SIV - 78

14.8K 1.4K 437
                                    

Jawaban buat 10 tahun yg akan datang itu bakal di jelasin di cerita Brandon ya.

Kalo kalian nunggu di cerita Violet percuma, gak bakal ada😴

Happy Reading

---






Sudah tiga hari lamanya Rega dirawat di rumah sakit, hari ini ia sudah di perbolehkan pulang ke rumah. Karena sedang dalam mode manja, Rega meminta memakai kursi roda. Padahal laki-laki itu mengalami cidera di kepala. Itupun sudah sembuh.

"Papa istirahat yang cukup, Violet pulang" Rega merengut kecewa. Dia masih ingin bersama dengan cucu-cucu kembarnya.

Aura mengecup pipi kanan dan kiri Rega sebagai ucapan sampai jumpa, diikuti oleh Arka. Sedangkan Azka memeluk guru sekaligus kakeknya dengan tangan mungilnya itu.

"Grandpa cepat sembuh. Besok Azka kasih laporan kalau udah berhasil cari kakak cantik" Rega menunjukkan jempolnya. Bangga kepada cucunya yang satu ini.

"Oh iya Mama, Zero ada sesuatu untuk Mama" Ucap Zero sambil merogoh saku celananya. Laki-laki itu memberikan sebuah kotak kecil berwarna hitam kepada Fira.

Dengan antusias Fira menerima pemberian menantunya, dia membukanya secara perlahan. Fira berteriak senang, membuat semua orang terlonjak kaget.

"OH MY GOD! DARIMANA KAU MENEMUKAN INI ZERO?!!!"

Zero meringis menutup kupingnya, Violet dan Rega berusaha menutup kuping 3A.

"Aku berhasil menabung dan membelikan itu untuk Mama" Ucap Zero. Merasa bangga karena tabungan yang ia simpan khusus untuk Mama mertuanya itu kini membuat Fira bahagia. Berlian berwarna merah, Zero membeli tiga berlian yang sama. Satu untuk Fira, Alena, dan terakhir untuk Violet.

"Astaga, Kau memang menantuku yang paling baik" Ucap Fira sambil memeluk Zero sebentar.

"Mama mengatakan hal yang sama dua hari yang lalu kepada kak Vernon" Ucapan Violet membuat senyum Fira luntur. Wanita itu memukul lengan Violet dengan membabi-buta.

"Bisa diam tidak sih?" Gerutu Fira pelan.

"Yasudah, kami pamit pulang"

Rega melambaikan tangannya dengan lesu, berbeda dengan Fira yang melambaikan tangan dengan bar-bar. Terlalu bersemangat.

"Bisa kita mampir ke markas sebentar? Hanya sebentar" Pinta Violet dengan nada manja, sangat jarang sekali. Azka melongo, wanita dihadapannya itu Mommy-nya kan? Yang biasanya lebih banyak diam dan bersifat dingin. Kini berperilaku layaknya seorang anak kecil yang meminta mainan.

"Iya" Zero mengangguk saja, meskipun dia merasa sangat mengantuk.

Aura mengunyah roti dengan tatapan datar mengarah ke jalanan. Di kedua sisinya kedua kakaknya dengan setia memeluknya. Sesekali menggigit pipi tembam Aura. Azka dengan jahil menggigit sebagian roti milik Aura, yang hanya dilirik sebentar oleh pemilik roti.

Hal yang paling Azka sukai dari adiknya ini adalah tetap diam meskipun sering ia jahili berulang kali, Arka menepuk pipi Azka dengan pelan. Kemudian menyodorkan roti yang sama seperti milik Aura.

Violet yang memperhatikan mereka bertiga tersenyum kecil, ini adalah kali pertama mereka bertiga ikut ke markas.

"Sudah sampai"

Arka dan Azka menuntun Aura berjalan, berada di tengah-tengah. Zero dan Violet berjalan di belakang ketiganya.

"Mommy, ke kiri atau kanan?" Tanya Azka menoleh menatap Violet.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang