SIV - 47

19.4K 1.6K 142
                                    

Happy new year!

Klik bintang di pojok kiri, kalo udh baca komen. Paham? Kalo gak paham berarti lo kurang pinter.

***

Pukul enam sore adalah jadwal pulang bagi seluruh karyawan, semuanya berbondong-bondong untuk pulang ke rumah masing-masing. Ada juga yang mampir ke berbagai tempat bersama kekasihnya, kecuali bagi para pekerja lembur yang gila kerja dan akan pulang pada tengah malam.

Violet mengemasi barang-barangnya dan segera keluar bersama Zero, pasangan kekasih itu terlihat lelah setelah seharian bekerja mengurus deadline dan sebagainya. Mereka sudah mulai memasuki mobil, kemudian terdiam sejenak setelah merasa ketinggalan sesuatu.

"Sepertinya, orang yang paling menggemaskan di dunia masih berada didalam kantor" Gumam Zero kemudian keluar dari dalam mobil bersamaan dengan Violet.

"Kemana kita harus mencarinya?" Tanya Zero yang mulai kembali masuk kedalam kantor. Violet memutar jam tangannya, dibawah jam terdapat sebuah alat pendeteksi. Tanda hijau muncul di tempat yang paling sering dikunjungi.

"Kantin kantor" Jawab Violet pelan yang membuat Zero mengelus dada sabar. Sudah berapa kali Brandon pergi ke kantin kantor?

Di lain sisi, Brandon mengerjapkan matanya saat melihat Agatha mengelap meja menemani Ibunya. Kantin sudah sepi karena sebagian karyawan yang sudah pulang, bocah kecil itu mengintip dari balik tembok. Brandon menyembunyikan badannya saat Agatha menoleh ke segala arah, mungkin bisa merasakan kalau ada seseorang yang menatapnya. Brandon mendongak sambil mengerjap, Violet menatapnya datar sedangkan Zero menggodanya dengan alis yang dinaik-turunkan.

"Kau menyukai anak kecil itu?" Tanya Zero kemudian menggendong Brandon, bocah itu menggeleng dengan cepat.

"Enggak! Blandon gak suka anak pelayan, Blandon suka sama Quenza aja" Zero dan Violet saling bertatapan penuh arti.

"Kalau gitu, setelah kita kembali dari Indonesia. Kita ketemu Quenza ya?" Brandon tidak menjawab, tidak juga menggeleng. Hanya diam, memeluk leher Zero dan menggumam pelan.

Violet melirik kearah Agatha yang menunduk menyadari keberadaannya, gadis tinggi itu tersenyum kecil kemudian melenggang menyusul Zero. Ibu Agatha yang tidak sengaja melihat Violet memilih untuk diam.

"Agatha, jika Brandon mendekatimu. Maka terimalah, Ibu akan anggap itu sebagai balas budimu kepada Ibu karena Ibu telah merawatmu sejak kecil. Kau paham? Dekati Brandon terus-menerus, ini kesempatanmu. Brandon akan berada di Indonesia selama satu minggu, dan entah kebetulan atau bagaimana. Satu minggu lagi kita akan kembali ke London, Nyonya Fira menyuruh kita untuk kembali bekerja di Markas. Sepertinya Brandon tertarik kepadamu, jangan sia-siakan kesempatan emas ini"

"Ibu, Ibu bilang Kau menemukanku di depan pintu panti asuhan. Kenapa Kau merawatku?" Tanya Agatha dengan pelan, dia takut Ibunya akan tersinggung dengan pertanyaannya.

"Ibu merawatmu karena perintah seseorang, saat besar nanti. Dia akan mengambilmu dariku, dan jaminannya adalah uang. Aku tidak akan menolak tentu saja" Ibu tiri Agatha yang bernama Valerie menghela nafas pelan, menatap Agatha yang menunduk.

"Sudah, duduklah. Biar Ibu yang membereskan semuanya, ini tinggal sedikit"  Agatha duduk disalah satu kursi, gadis kecil itu merenungi nasibnya. Kemana orang tuanya? Kenapa mereka membuang Agatha? Siapa orang yang menyuruh Valerie untuk merawatnya? Banyak pertanyaan yang muncul di otak Agatha. Sejunurnya dia iri dengan Brandon, bocah kecil itu mendapatkan cinta dan kasih sayang dari semua keluarganya. Sedangkan dirinya? Agatha kembali menghela nafas, setidaknya dia harus bersyukur karena Valerie masih mau merawatnya.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang