SIV - 68

16.8K 1.5K 412
                                    

Semua orang masih tertegun menatap bayi yang kini menggeliat pelan, Violet yang penasaran meminta Fira untuk membawa si bungsu ke tempat Violet. Wanita itu memeriksa mata putrinya, dan benar jika warna matanya adalah ungu gelap. Jika dilihat dari jauh, maka orang-orang akan mengira itu warna hitam.

"Farissa, ini bukan cacat atau apa 'kan?" Tanya Violet sedikit khawatir. Farissa melepas kaca matanya kemudian mulai menjelaskan.

"Disebut Genesis Alexandria. Genesis Alexandria adalah sebuah gangguan, yang mayoritas orang mengganggapnya hanya sebagai mitos atau legenda. Meskipun adanya gangguan ini tidak dikenal di masa sekarang ini, kondisi seperti ini mungkin telah ada di masa lalu. Di antara gejala gangguan ini, salah satunya adalah mata ungu." Farissa berhenti sejenak, meneguk air di botol yang telah disediakan.

"Legenda yang melahirkan kondisi genetik ini adalah beberapa abad yang lalu, di sebuah desa kecil di Mesir. Di sana terjadi kilatan cahaya misterius di langit, yang mempengaruhi semua orang desa, dan menyebabkan mereka memiliki kulit putih pucat dengan mata ungu. Biasanya orang dengan kondisi ini disebut 'manusia roh'."

Semua orang dengan anteng menyimak penjelasan Farissa, masih juga terkejut karena hal ini adalah langka.

"Orang pertama yang lahir dengan mata ungu sebagai akibat dari gangguan ini, berasal dari Inggris, tahun 1329, bernama Alexandria. Dia melahirkan empat gadis, yang juga memiliki kondisi yang sama, tetapi hidup dengan baik hingga 100 tahun. Orang yang menderita kondisi ini, selain memiliki mata ungu, juga dikenal memiliki penglihatan yang sempurna." Semua orang mengangguk mengerti.

"Tapi ini tidak bahaya 'kan?" Tanya Zero. Farissa menggeleng dengan tegas.

"Meskipun kondisi ini tidak normal, tetapi bukan merupakan akibat dari cacat genetik atau mutasi. Jadi kalian tidak perlu khawatir, ini adalah anugerah dari tuhan"

Semua keluarga mengangguk mengerti. Mereka mulai mengerubungi tiga bayi lucu tersebut. Dan berceloteh asal-asalan yang hanya di mengerti oleh mereka sendiri.

"Kau sudah menyiapkan namanya?" Tanya Alena kepada Fira. Fira menggeleng pelan, ia sedikit berpikir.

"Karena ini kembar tiga, bagaimana kalau memakai nama yang mudah di ingat saja?"

"Ya, yang penting namanya bagus"

"Hm, yang pertama. Arka. Goldwin. Casio"

"Bagus bagus" Semuanya mengangguk setuju. Zero dan Violet mengandalkan Fira soal nama.

"Yang kedua. Azka. Goldvin. Casio" Fira mengangguk puas. Giliran menatap si bungsu yang sudah terlelap dengan tenang.

"Yang ketiga. Aurora. Goldenia. Casio" Ucap Zero. Semua orang terpana mendengar nama yang disebutkan Zero.

"Waaah, itu bagus." Puji Alena dengan mata berbinar.

"Aku menyadari kalau Mama Fira menyelipkan kata gold diantara keduanya"

"Yah, ketahuan" Fira terkekeh.

"Oh iya Violet, tentang F'L Company–"

"Aku tidak akan menerimanya" Sergah Violet dengan cepat. Memunculkan tanda tanya bagi semua orang.

"Huh?"

"Jika kupikir lagi, mulai sekarang Aku harus merawat mereka bertiga. Jika Zero dan Aku bekerja, siapa yang akan merawat mereka bertiga. Aku tidak ingin anak-anakku sampai tidak mengenali orang tuanya hanya karena orang tuanya sibuk bekerja. Aku akan memberikan ahli waris itu kepada Arka. "

"Baiklah, jika itu maumu" Ucap Fira pasrah.

Zero mengecup dahi Violet dengan lembut, sifat Violet semakin dewasa. Membuat Zero semakin dan semakin mencintainya. Dia merelakan harta yang berlimpah hanya karena ingin merawat anaknya. Anak mereka berdua.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang