SIV - 23

20.5K 1.4K 94
                                    


Dua laki-laki berwajah mirip itu dengan panik berdiri dari duduknya, kemudian berlari dan membuka pintu ruangan secara kasar. Violet melompati meja kemudian ikut berlari dengan sepatu high heels sepuluh sentimeter tersebut. Fira menekan beberapa tombol di jam tangan touch screennya kemudian berbicara sesuatu.

Mata Ace mencari keberadaan putranya, laki-laki itu melotot begitu melihat Brandon yang juga keluar dari ruangan sambil berlari. Mata bocah itu berbinar, kedua tangannya memeluk bungkus keripik kentang yang masih sedikit ia makan.

"Brandon, jangan lari. Kau mau kemana nak?" Tanya Fira sambil mengejar Brandon. Sedangkan bocah itu berlari dengan gesit, kedua kaki mungilnya bergerak dengan cepat.

Rega dengan langkah lebar mengejar cucunya yang ingin ia lempar ke Amerika, berkat kaki panjangnya. Rega berhasil menangkap Brandon yang kini tengah memberontak berusaha meloloskan diri.

"Brandon kenapa ikut lari?" Tanya Rega dengan nafas menggebu. Dibelakangnya ada Fira dan Ace yang tengah mengatur nafas.

"Blandon juga mau lihat kakak kembal tadi, ayo liat glandpa!" Ucap Brandon sambil menunjuk-nunjuk arah kedua laki-laki tadinya  kabur.

"Brandon mau melihat kakak kembar tadi?" Tanya Fira yang diangguki dengan semangat oleh Brandon.

"Baiklah, kalau begitu Brandon diam dengan grandpa oke? Grandma akan mengejar kakak kembar tadi. Mau Kau apakan kakak kembar itu?"

"Main pesta dalah"

"Oke"

Fira berjalan meninggalkan Rega yang tengah menggendong Brandon. Rega menatap kearah Ace.

"Kau urus klien meeting" Suruh Rega, Ace mendengus kasar. Kemudian menatap putranya dengan tatapan tanpa ekspresi. Brandon mengemut jarinya sambil menatap balik Ace, kemudian menjulurkan lidahnya. Ace siap menarik lidah putranya, tapi Rega terlebih dahulu menjewer telinganya.

"Kau tidak dengar apa yang Papa suruh tadi ha?" Ace dengan wajah kesakitan melepaskan tangan Rega dari kupingnya.

"Iya Pa, ini mau jalan"

Ace langsung berjalan meninggalkan Rega yang tengah menatap cucunya, dari dalam hati Rega yang paling dalam. Ia tidak suka melihat Brandon yang terlihat seperti psychopath kecil. Bukannya tidak ingin, hanya saja. Usia Brandon masih sangat kecil, tidak seharusnya bocah itu mengetahui apa itu membunuh, membunuh nyawa manusia, ataupun hewan.

Beberapa pegawai yang lewat sesekali melirik kearah Brandon, tentu saja mereka gemas dan ingin mencubit pipi gembulnya itu. Jika saja mereka tahu seperti apa sikap asli bocah itu, mungkin bukan cubitan gemas. Melainkan pukulan penuh cinta yang Brandon terima.

Rega memilih untuk duduk di kursi yang berada di pojok ruangan, laki-laki itu memangku Brandon yang menjilati jari-jari bantetnya yang terdapat bumbu dari keripik kentang yang ia makan. Mata bulat bocah itu menjelajah para pegawai yang sangat sibuk.

"Hai kakak cantik" Ucap Brandon saat seorang pegawai wanita berjalan melewati mereka. Pegawai tersebut tersenyum kikuk kemudian membungkuk hormat dan pergi untuk bekerja. Rega menoyor kepala cucunya dengan gemas.

"Glandpa kok pukul Blandon? 'Kan Blandon udah benel gombalnya"

"Bukan gitu, nih grandpa ajarin. Lihat grandpa" Brandon mendongak menatap wajah Rega. Kemudian Rega mulai menjelaskan materi yang ia punya.

"Jadi gini, saat kamu lihat kakak cantik-jangan sampai nenek cantik–"

"Glandma cantik kok"

"Iya, grandma itu punya grandpa. Brandon gak boleh ambil, gini. Kalo ada kakak cantik,  Brandon gak perlu bilang kayak tadi. Cukup kedipin mata aja, liat mata grandpa" Kemudian Rega mulai mengedipkan sebelah matanya kepada salah satu pegawai, pegawai tersebut langsung berlari membuat Rega mengernyit.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang