SIV - 24

18.5K 1.6K 301
                                    




***




Violet memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya, rambutnya ia kibaskan dengan gaya slow motion. Kedua laki-laki berwajah kembar tampak tidak berdaya saat tubuh mereka di seret menuju sebuah mobil mewah milik Violet. 

"Ikat tubuh mereka berdua, dan taruh diatas kobaran api. lakukan itu tiga jam lagi, Aku sedang menunggu siapa boss mereka berdua. Paham?"

"Paham boss!" 

Sepuluh anggota tersebut kembali menyeret Varo dan Vero dan memasukkannya kedalam mobil dengan tidak layak, yaitu dengan cara di lempar.  

"Tunggu" Ucap Violet saat sopir akan menjalankan mobil. Gadis itu melirik kaca spion, melihat Brandon yang tengah berlari dengan membawa cotton candy. Sebuah permen kapas yang besarnya melebihi kepala Brandon, membuat Brandon kesulitan melihat jalan. Dibelakang Brandon ada Fira yang berjalan sambil bersidekap dada.

Tampaknya wanita itu lelah menghadapi sikap hyperactive yang dimiliki Brandon, menghela nafas kecil. Fira menatap Brandon yang tengah melompat-lompat berusaha membuka pintu mobil. Salah seorang anggota membukakan pintu untuk Brandon dan menaruh Brandon di kursi tengah. Terdapat tiga mobil untuk sepuluh anggota, kebetulan mobil yang ditempati Violet adalah mobil yang berisikan Varo dan Vero. 

Brandon mengerjapkan matanya sambil menatap Varo dan Vero yang juga menatap bocah tersebut tanpa ekspresi.

"Jaga tatapanmu kepada calon penerus" Ucap Violet membuat Varo dan Vero menundukan wajah mereka. 

Brandon menggigit permen kapasnya, sehingga  wajah kecilnya tertutupi oleh permen kapas. Fira menyusul Brandon dan duduk didekat cucunya yang sedang asik makan. 

"Let's go!" Ucap Brandon dengan sedikit berteriak. Sangat semangat, padahal bocah tersebut tidak tahu tujuan mereka kemana, mobil 'pun mulai berjalan. Keheningan didalam mobil membuat Brandon hanya mengerjap bosan, permen kapasnya juga belum habis karena terlalu besar. 

"Sayang sekali, jika kalian ikut kedalam kelompokku. Maka hidup kalian akan tenang, hidup di penuhi bergelimpangan harta. Kalian bisa bertanya berapa gaji yang didapatkan setiap anggota"

"Satu bulan mendapat satu milyar, itu hanya satu anggota. Dan untuk pegawai F'L Company mendapat dua milyar selama satu bulan. Berapa gaji yang kalian dapat dari boss kalian sekarang?" Tanya Fira tanpa menoleh kearah dua laki-laki kembar tersebut. Varo dan Vero menunduk, enggan menjawab.

"Kalian punya telinga 'kan?" Tanya Violet sambil melirik keduanya.

"Seperempat dari gaji anggota Black Rose" Jawab Vero membuat Brandon tergelak dengan jahatnya. Bocah itu tergelak tanpa beban, tidak melihat wajah kedua laki-laki kembar yang memerah entah karena marah atau malu.

"Brandon" Tegur Fira membuat Brandon mengatupkan bibir mungilnya.

"Tertawamu kurang keras" Tambah Fira kemudian sama-sama tergelak bersama Brandon. Violet melirik mereka berdua dengan malas. Nenek dan cucu sama saja.

***

Rega dan Ace sedang beristirahat di ruangan CEO, mereka berdua berhasil mengatasi klien yang berasal dari empat negara dengan tuntas. Awalnya mereka bingung, tapi dengan bibir manis Rega. Semuanya kembali normal.

"Kau sudah dengan Jennie sedang di tahan oleh Violet?" Tanya Rega sambil memainkan game di ponselnya. Ace yang sedang mengupil mengangguk kecil.

"Tentu saja"

"Kau tidak ingin menghentikan adikmu?"

"Tidak, itu memang balasan untuk Jennie. Papa tahu sendiri selama sebelas tahun Aku dan Kayla gagal menjadi orang tua."

Rega diam, apa yang dikatakan Ace memang benar. Itu semuanya kesalahan Jennie, dan balasan yang tepat adalah nyawa. Rega mengernyit sambil menatap Ace. Kasihan putraku, sebelas tahun tidak dikaruniai anak. Anak pertama malah pintarnya melebihi batas normal.

"Sebenarnya Aku kasihan kepada Jennie, tapi itu juga kesalahannya. Oh ya, sepertinya Aku lapar. Bisa ambilkan makanan untukku?" Ucap Rega dengan mata berbinar. Ace mengernyit jijik.

"Ambil sendiri"

"Sepertinya tidak jadi, Aku ingin tambah cucu saja"

"Siap laksanakan!"

***

Brandon membulatkan bibirnya mengetahui tempat yang mereka tuju, bocah itu melompat turun dari mobil dan berjalan cepat dengan kaki mungilnya.

Violet membiarkan pintu markas terbuka dengan bantuan beberapa anggota, ia malas mengeluarkan suara. Gadis itu langsung masuk begitu pintu terbuka. Brandon sudah menghilang dari tempatnya, entah kemana perginya bocah itu. Fira bahkan tidak sanggup mencari cucunya, ia memilih membiarkan saja Brandon kemana. Toh, nanti Brandon juga kembali dengan sendirinya.

Vari dan Vero kini dibawa dengan sedikit layak, tidak diseret seperti tadi. Kedua laki-laki itu tampak tidak ada keinginan hidup.

Brandon berkeliling markas dengan kaki mungilnya, bibirnya mengerucut sambil menatap beberapa lukisan aneh yang ia lihat.

Bocah itu mengendus bau-bau sedap yang ia hirup, mengikuti arah aroma sedap tersebut. Kaki mungilnya mulai melangkah dengan pelan. Begitu mendapati aroma sedap itu berasal, mata bulatnya berbinar cerah.

Menatap koki cantik yang tengah menyiapkan makanan dengan begitu lincah. Berlari kecil, Brandon menaiki kursi dan duduk dengan santai disana. Koki cantik itu menatap Brandon bingung.

"Adik mau makan?" Tanya koki cantik tersebut dengan nada suaranya yang lembut. Brandon mengangguk dengan semangat.

"Boleh, kakak cantik suapin Blandon ya"













Tbc.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang