SIV - 67

17.4K 1.6K 666
                                    


***



"Siapa? Wanita ini mengaku sebagai kekasih anakku?! Dihadapan menantuku? Apakah benar Violet?" Alena yang baru datang dan tidak sengaja mendengar perkataan Violet langsung mengamuk. Violet menunduk dengan genangan air mata, tangannya mengelus perutnya.

"Benar Mama, dia juga menyenggol perutku saat di lift tadi. Perutku sempat sakit, tapi hanya sebentar. Mama tidak perlu khawatir, jangan pecat dia. Dia juga pasti butuh uang" Violet berucap pelan, dengan gaya terisak pelan. Di akhir kalimat ia tersenyum sinis kearah Elysa.

"Kau memang menantu yang baik Violet, beruntung Zero memiliki istri seperti dirimu. Dan Kau wanita rendahan! Keluar dari sini, kembali bekerja! Berani sekali Kau mengaku-ngaku sebagai kekasih putraku, dihadapan menantuku sendiri! Kau juga menyenggol perutnya, awas Kau nanti. Tunggu Aku dibawah" Elysa tidak bisa berkata-kata. Baru pertama kali ia melihat Alena, yang terkenal lemah lembut dan penyayang. Mengamuk dihadapannya.

Zero sendiri tidak sudi menatap Elysa, ia bisa saja memecat wanita itu. Tapi Violet tidak memperbolehkannya. Jadi dia hanya diam.

Sejak di ketahui hamil, Violet dimanja oleh seluruh anggota keluarga. Terutama Alena, wanita itu sangat menjaga Violet. Apalagi yang dikandung Violet adalah cucu pertamanya. Dan Violet menantu pertama dan akan menjadi kesayangannya. Bahkan posisi Zero sebagai anak kandung tergeser dan digantikan oleh Violet, Zero sendiri tidak masalah. Yang penting Violet mendapatkan banyak cinta dari keluarganya.

"Aku tidak apa-apa Mama, hanya saja..." Violet menggantungkan kalimatnya.

"Hanya saja kenapa sayang?" Alena berucap dengan lembut. Ia menghampiri Violet kemudian mengelus perut menantunya.

"Aku ingin wanita ini membelikanku irisan daging yang di olesi  Jersey black butter yang masih hangat. Aku ingin makanan itu sejak tadi pagi" Violet berucap dengan mata berbinar, membayangkan ia memakan daging yang di olesi  Jersey Black Butter yang masih hangat pasti menyenangkan.

"Kau bercanda? Jersey black butter adalah selai langka, proses memasak selainya juga membutuhkan waktu 24 jam. Dan Kau meminta yang hangat?" Elysa mendelik, Violet meremas tangannya. Wanita dihadapannya itu membentaknya. Ingin rasanya membunuh, tapi waktu sangat tidak tepat.

"Kau mau Aku pecat? Carikan apa yang istriku minta! Jika Kau tidak kembali sebelum pukul 4 sore, silahkan pergi dari kantor" Zero berucap dingin, mengingat perkataan Violet jika Elysa menyenggol perut Violet membuat darahnya mendidih.

Elysa menatap Violet tajam, yang dibalas tatapan remeh oleh Violet. Jika Elysa memang kejam, maka Violet akan lebih kejam. Ya, siapa yang lebih kejam dari Violet saat ini?

"Dia juga mengatakan kalau Aku tidak boleh menaiki lift karena Aku hanya pengantar makanan. Hatiku sakit Ma, Aku dipermalukan didepan karyawan oleh wanita ular ini" Violet masih melanjutkan aktingnya.

"Itu tidak benar!" Elysa membantah. Violet hampir terkekeh, tapi ia segera menahannya. Violet merasa dirinya sudah cocok menjadi seorang aktris.

"Dasar tidak tau diri, bahkan gajimu selama satu bulan tidak akan sanggup membeli celana dalam seperti milik Violet. Keluar, carikan apa yang menantuku minta!"

Elysa menggeram, kemudian keluar dari ruangan dengan wajah memerah. Violet mengelus perutnya dengan senyum kemenangan.

"Violet, Kau tidak apa-apa kan sayang? Apa perutmu sakit? Apa kita perlu ke dokter?" Tanya Alena menggebu. Violet menggelenh dengan senyuman manis. Wanita manapun pasti menginginkan mertua seperti Alena.

"Tidak apa Ma, Aku baik-baik saja. Hanya disenggol sedikit"

"Dasar, Aku akan memberi perhitungan kepada wanita ular itu" Gumam Alena yang dibiarkan Violet. Toh, ujung-ujungnya nanti Violet yang akan membunuh Elysa. Perlakuan Alena nanti hanya tambahan bagi Elysa.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang