SIV - 41

19.3K 1.5K 160
                                    

Brandon menangis sesenggukan sambil berjalan menuju Violet berada, tangan kirinya sibuk mencincing celananya yang basah, sedangkan tangan kanannya mengusap air mata yang terus keluar. Dia jijik dengan celananya yang basah karena pipisnya sendiri.

Violet mendorong Zero hingga laki-laki itu terlentang disebelah ranjang, laki-laki itu melirik Violet yang mulai menenangkan Brandon yang masih menangis. Dasar peganggu.

"Tidak ada yang menyuruhmu menangis"

Brandon menipiskan bibirnya sambil menahan isakan tangisnya, bocah itu diam saja saat Violet melepas celananya kemudian menyiram bokongnya dengan air hangat. Kemudian Violet menggantikan celana yang baru. Bocah itu memeluk leher Violet dengan kuat.

"Tidul baleng kak Vio" Ucapnya merengek. Zero langsung menolehkan wajahnya kearah Brandon yang kini tengah memasang wajah jahil.

Violet mengangguk kemudian membaringkan tubuh kecil adiknya ke ranjang, disamping Zero. Laki-laki itu menatap Brandon tanpa kedip, sedangkan Brandon cekikikan sambil menutup mulutnya. Violet membuka pintu kamar kemudian menuju lantai bawah.

"Dasar bocah peganggu" Ucap Zero dengan wajah sinis, yang dibalas gelak tawa oleh Brandon.

"Selu tauk ganggu kak kosong"

"Kosong?"

"He.em, Zelo kan altinya kosong"

Zero mengangguk kecil. Kosong ya? Kedua laki-laki itu mengalihkan pandangan kearah pintu, dimana Violet masuk sambil membawa segelas susu hangat.

"Minum susu kemudian tidur" Brandon mengangguk patuh. Bocah itu meminum susu sambil duduk di pangkuan Violet. Zero menatap datar bocah itu yang kini tengah melirik kearahnya.

"Udah" Violet menaruh gelas yang sudah kosong ke nakas. Kemudian membaringkan tubuhnya ke ranjang. Brandon berada di tengah-tengah antara keduanya, dan Zero merasa jengkel karena itu. Brandon dan Violet sudah memejamkan matanya tidur.

Zero menatap kedua orang disampingnya dengam diam, laki-laki itu merasa Violet adalah ibu dari Brandon. Saking lengketnya Brandon dengan gadis itu, tapi mengingat usia Violet yang masih tujuh belas tahun. Zero merasakan sifat keibuan dari Violet, dan itu membuat rasa tertarik Zero kepada Violet semakin bertambah.

Zero ikut memejamkan matanya dan tanpa sadar tangan kirinya memeluk kedua orang disampingnya dengan erat dan nyaman. Tampak seperti keluarga kecil yang harmonis, padahal tidak sama sekali.

***

Brandon menepuk pipi Zero berulang kali agar Zero bangun dari tidurnya. Bocah itu juga melompat-lompat di ranjang sehingga menimbulkan bunyi decitan yang menganggu pendengaran Zero. Laki-laki itu akhirnya bangun sambil menyibak selimut.

"Dimana Violet?" Tanya Zero saat tidak mendapati Violet diranjang.

"Kak Vio udah berangkat ke kantor duluan"

"Hah? Kak Zero ditinggal gitu?"

"Hu'um"

Zero menatap jam besar di dinding, pukul tujuh pagi. Laki-laki itu segera turun dari ranjang kemudian berlari kearah kamar mandi. Brandon menatap Zero kemudian terkikik kecil.

Violet masuk kedalam kamar dengan pakaian tidurnya persis seperti kemarin malam, Brandon memainkan ponsel Violet sampai tidak menyadari keberadaan Violet yang mendekatinya.

"Kemana Zero?"

"Katanya mau pup" Jawab Brandon asal. Violet terkekeh kecil mendengarnya, gadis itu merebahkan tubuhnya dan melihat apa yang dilakukan oleh Brandon.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang