SIV - 19

20.4K 1.6K 176
                                    

Brandon menatap bajunya yang terkena minuman coklat dari gadis entah siapa itu, Marsya memejamkan matanya menahan rasa dingin kepada kepalanya. Gadis itu menatap Brandon yang bajunya tidak lagi bersih.

"Maaf ya Brandon, baju kamu jadi kotor" Ucap Marsya kemudian memberikan Brandon ke pangkuan Vanya. Dengan telaten Vanya mengusap noda di baju Brandon dengan sapu tangan.

Marsya menatap murid baru tersebut dengan jijik.

"Kamu ada urusan apa 'sih sama Aku? Kamu gak liat ada anak kecil?"

"Liat kok, cuma bodo amat. Lagian ya, Kamu itu jangan sok cantik. Nico itu milik Aku, gara-gara kamu sok cantik itu. Dia lebih milih Kamu daripada Aku. Ingat, di seluruh sekolah ini. Yang paling cantik itu Aku, Keana!" Ucap gadis yang tingginya sama dengan Marsya.

Cantik tidak, seksi tidak, kakak jelek ini maunya apa sih? Baju Blandon juga jadi kotol. Gumam Brandon dari dalam hatinya.

"Maaf ya, Aku gak pernah sok cantik. Lagipula, Aku sama sekali gak nyuruh Nico milih Aku daripada Kamu. Kamu seharusnya sadar diri kenapa Nico gak milih Kamu. Kamu punya kaca 'kan? Lihat diri Kamu sendiri"

"Punya kok, banyak. Tapi Aku sadar diri, Aku lebih cantik daripada Kamu" Balas Keana dengan nada menyebalkan. Semua murid yang memperhatikan kejadian tersebut mengernyit jijik.

"Itu berarti mata Kamu bermasalah" Balas Marsya tidak mau kalah, ini demi harga dirinya. Dia marah karena gadis baru itu seenaknya menyiramnya dengan minuman coklat yang dingin.

Gadis pindahan Amerika itu diam, menatap Marsya dengan gigi gemeletuk. Tangannya siap menampar Marsya, tapi terambang saat sebuah tangan putih dan bersih menepisnya dengan jijik. Violet memberikan sebuah sapu tangannya dan memberikannya ke kepala Marsya. Gadis itu menatap datar Keana yang hanya sebatas dadanya saja.

Violet tidak mengatakan apapun, membuat suasana menjadi hening. Keana mendongak.

"Siapa Kau? Kenapa sok cantik sekali?"

Kai dan Vanya meremas tangan mereka sendiri dengan gemas, gadis baru itu benar-benar tidak akan tahan lama. Violet memejamkan matanya sebentar, menahan tangannya untuk tidak mengambil pisau lipat yang ia sembunyikan dari balik bajunya dan tidak menancapkannya ke mata Keana.

"Sepertinya Kau tidak bisa membedakan wanita cantik dengan sok cantik. Dan sebagai murid baru, Kau sangat tidak sopan"

"Memangnya kenapa? Sekolah ini milikmu?"

"Ya, sekolah ini milikku. Dan Kau harus menjaga sikapmu yang menjijikan itu"

"Hmp, Aku masuk ke sekolah ini menggunakan uang. Jadi, terserah dengan apa yang akan Aku lakukan. Aku tidak peduli meskipun Kau pemilik sekolah."

"Baiklah jika itu yang Kau mau. Tapi, Kau belum mendengar siapa gadis tercantik di sekolah?"

"Tentu saja Aku!" Ucap Keana dengan sombong. Semua murid menahan tawa mereka yang siap meledak.

"Siapa gadis tercantik di sekolah?"

"VIOLET!!"

"Huh? Violet? Dimana dia? Aku ingin tahu wajahnya"

"Dihadapanmu"

"What? Kau bahkan tidak ada apa-apanya denganku? Bagaimana bisa mereka mengatakan Kau yang paling cantik. Apa mata mereka sakit?"

Violet mendekatkan wajahnya ke telinga Keana, "Sepertinya Kau benar-benar ingin mati. Temui Aku di gudang setelah pulang nanti. Aku akan memberimu sebuah hadiah"

"Siapa takut"

Violet menendang meja disampingnya kemudian menggendong Brandon. Kai dan Vanya mengelus dada karena terkejut. Kedua orang itu menatap Keana yang masih berdiri menatap kepergian Violet. Keana berhenti menatap Violet kemudian beralih menatap Kai.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang