SIV - 57

16.6K 1.3K 256
                                    

Zero menyetir mobil dengan ugal-ugalan. Violet dan Fira tampak tenang meskipun mobil sejak tadi berguncang akibat cara menyetir Zero, Alena yang berada di jok tengah bersama dengan Fira hanya bisa menutup mata dan berdoa dalam hati.

"Dokter bilang perkiraan masih kurang satu minggu" Ucap Violet sambil menatap kukunya yang habis ia olesi cat kuku. Tampak rapi meskipun keadaan tidak memungkinkan.

"Sepertinya cucuku ini sangat bersemangat, dia ingin segera keluar dan melihat dunia. Aku tidak sabar sekali" Ucap Fira kemudian tertawa membayangkan cucunya yang kali ini mungkin akan lebih bersemangat daripada cucu lainnya. Yah, meskipun rekor itu masih dipegang oleh Brandon.

"Aku iri padamu Fir, di usiamu yang sekarang Kau sudah mempunyai empat cucu. Sedangkan Aku? Anak hanya satu, dan dia sekarang masih sekolah" Ucap Alena dengan nada sedih.

"Jangan khawatir, besok akan kusuruh Violet dan Zero membuat anak. Dan Kau akan segera mempunyai cucu pertama"

Zero tersedak ludahnya sedangkan Violet menatap cat kukunya yang melenceng mencoret jari-jari cantiknya. Alena menoleh kearah Fira dengan mata berbinar.

"Benarkah? Kau memperbolehkannya? Aku sebenarnya ingin mengatakan itu padamu, tapi Aku takut. Lalu, kapan pernikahannya akan dilaksanakan?"

Lagi, Zero tersedak ludahnya untuk kedua kalinya. Violet yang meniup cat kukunya yang masih basah berdehem kecil.

"Saat mereka lulus sekolah, pernikahan akan digelar secara megah dan mewah. Pernikahan Violet dan Zero akan diadakan di pinggir pantai, para tamu yang datang adalah golongan orang kaya. Aku tidak akan menerima tamu miskin, karena itu akan menjadi hari bahagia putriku. Kau tenang saja, dua tahun bukan waktu yang lama"

"Kau benar, mereka sekarang sudah kelas 11. Dua tahun lagi mereka akan lulus, Aku tidak sabar. Oh ya Zero, Aku ingin cucu lima!"

"Uhuk" Violet benar-benar tersedak kali ini.

"Laki-laki dua, dan perempuan tiga. Mansion akan ramai dengan kehadiran anak-anak lucu––"

"Sudah sampai" Perkataan Alena terpotong saat Zero berucap setelah memakirkan mobil dengan rapi. Violet turun dari mobil terlebih dahulu saat seorang bodyguard membukakan pintu mobil. Disusul oleh Zero, Fira dan terakhir Alena.

Mereka berempat langsung dikawal oleh beberapa bodyguard yang bertugas, kedatangan mereka menarik perhatian orang-orang yang berada di rumah sakit. Orang-orang itu menyingkir dan otomatis memberikan jalan bagi mereka berempat.

Tampak suara tangis anak kecil menggema di lorong rumah sakit yang begitu luas, menandakan bahwa suara anak kecil itu sangat luar biasa.

"HUAAAA!! MAMA KENAPA TELIAK-TELIAK KAYAK TADI HUAAA!!!" Brandon menangis dan meraung mencakar kolor hijau selutut milik Vernon. Sehingga membuat Vernon panik takut-takut kolornya melorot, kan gak keren.

Zeevana sendiri sudah lelah memperingati Brandon untuk diam, apalagi Kanaya yang sedang tidur dan sama sekali tidak terganggu dengan tangisan menggelegar Brandon.

Zero yang memerhatikan kejadian tersebut ikut meringis, dia takut Brandon berhasil menarik kolor Vernon dan mempertontonkan sesuatu yang tidak dipatutkan. Violet berjongkok dan mengelus kepala Brandon dengan pelan. Brandon mendongak dan terisak pelan.

"Diam, duduk yang ganteng. Kak Kayla teriak karena mau keluarin adek Brandon, kalo Brandon berhenti nangis. Kak Kayla gak bakal teriak lagi, ngerti?" Brandon mengusap air matanya kemudian duduk dengan anteng di tempat duduk.

Tatapannya mengarah ke lantai, sedangkan bibirnya mengerucut. Kakinya tidak bisa tidak bergerak, mengayunkannya maju dan mundur.

Fira melihat Kayla melalui kaca, Kayla berteriak berusaha untuk melahirkan anak keduanya. Tampak Ace yang terus menyemangatinya dengan genggaman yang erat dan tidak akan pernah lepas. Ingatan Fira kembali pada masa ia melahirkan Ace dan Zeevana dulu, yang hanya didampingi oleh ketiga kakaknya. Wanita itu tersenyum kecil dan berbalik badan, tampak wajah Rega yang hanya berjarak beberapa centi dengan wajahnya.

"Oh? Sejak kapan Kau datang?" Tanya Fira kemudian tersenyum senang. Rega tidak mengatakan apa-apa dan langsung memeluk Fira. Perasaan bersalah kembali menghampiri laki-laki itu, meskipun Fira sudah memaafkannya. Tapi Rega tidak akan pernah lupa dengan apa yang ia perbuat dahulu.

"Ehem" Dehem seseorang membuat pelukan mereka berdua terlepas. Raka dengan rambut setengah ubannya datang bersama dengan Michelle yang selalu ceria.

"Kalian tidak ingat umur ya? Sudah tua juga, seharusnya malu sama yang muda" Cerocos Michelle yang masih memeluk lengan suaminya. Kecantikannya masih tetap sama seperti beberaap tahun lalu, dan kecantikan itu juga yang diturunkan kepada Kayla.

"Berkacalah, lihat dirimu saat ini" Balas Fira yang tampak sudah malas dengan sahabatnya itu.

Kegiatan mereka terhenti saat suara tangisan bayi terdengar dari dalam ruangan. Fira langsung membuka pintu ruangan tanpa menunggu perintah penjaga ruangan.

Sebelum masuk, Violet menugaskan para bodyguard untuk berjaga-jaga. Ditakutkan akan ada musuh yang mengincar anggota keluarga, karena semuanya sedang berkumpul disini.

Satu orang perawat datang dengan tumpukan kain yang mungkin akan digunakan untuk bayi yang baru lahir. Belum sempat perawat itu masuk, lehernya tertancap peluru dari salah satu bodyguard yang tidak menimbulkan suara pistol pada umumnya.

"Didalam tumpukan kain terdapat sebuah bubuk yang mungkin racun, bawa mayat ini dan bakar saja. Boss tidak akan menyukai ini" Ucap ketua bodyguard yang memakai kaca mata khusus berwarna hitam. Kaca mata itulah yang membuatnya melihat dengan jelas bubuk racun pada tumpukan kain.

"Tapi, siapa yang melakukan ini? Perawat itu mungkin juga tidak tahu menahu tentang racunnya. Dan kita langsung membunuhnya, seharusnya kita laporkan kepada Boss terlebih dahulu" Tanya salah satunya.

"Kau pikir Boss akan memikirkan itu? Dia tidak peduli orang itu salah atau tidak. Jika dia bersangkutan, maka orang itu pasti akan mati. Sudahlah, bawa mayat ini pergi. Dan kalian, bawa tumpukan kain yang baru"

Seseorang yang berada di balik tembok menggeram kesal dan memukul tembok. Orang itu pergi dari tempat persembunyiannya dan berjalab dengan santai. Ketua bodyguard melirik kearah kiri, dimana bayangan tadi terlihat jelas olehnya. Ketua bodyguard memberikan arahan kepada dua anggota, keduanya mengangguk dengan paham dan mulai mengikuti orang tadi.

Semua orang berdecak melihat kecantikan dari bayi yang baru saja lahir. Matanya berwarna biru sapphire mirip seperti mata Ace, bayi itu kini tidur dengan nyenyak. Fira menimang cucunya dengan senyum bahagia.

"Aku yang akan memberikan nama. Ada yang keberatan?" Tanya Fira yang digelengi semua orang. Semua orang setuju jika Fira yang akan memberikan nama kepada cucunya.

"Alqueena Christa Zevallo" Semuanya berdecak kagum mendengar nama yang Fira sebutkan. Semuanya mengangguk setuju.

"Gak! Blandon gak setuju! Manggilnya susah! Gak setuju titik!"









Tbc.



Gw tebak banyak yg seneng karena libur sekolah, ye gak nih?

Tapi kalian juga harus hati2 ya. Jangan pergi ke tempat ramai kalo gak penting.

Enakan dirumah, rebahan.

Rebahan is my life :v

THANKS FOR 4K FOLLOWERS💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

THANKS FOR 4K FOLLOWERS💜💜💜

みんな大好き (Aku Cinta Kalian Semua)

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang