SIV - 60

17.5K 1.3K 253
                                    

"Hehe, tanganku sengaja melakukannya" Ucap Violet sambil menjulurkan kedua tangannya yang terkena darah dari perut Liam. Wajahnya terlihat polos sehingga Liam pun tak yakin apa benar gadis dihadapannya tadi adalah orang yang sama dengan orang yang menancapkan pisau di perutnya. 

Liam terus menatap Violet, laki-laki itu kini yakin. Kalau dia tidak bisa melukai Violet, Liam jatuh terlalu dalam. Sampai melupakan balas dendamnya yang ia rencanakan sematang mungkin. Liam tersenyum kecil, kemudian tubuhnya ambruk ke lantai sehingga menimbulkan bunyi nyaring.

Violet membuka pintu kamar kemudian menyurung dua orang yang berjaga untuk membopong Liam, dan segera membawa Liam ke rumah sakit.

Fira menatap tubuh Liam yang dibopong dua anggota, wanita itu menatap datar Liam. Fira lah yang mengusulkan agar Liam tetap hidup, meskipun Violet beberapa kali menentang Fira. Fira berhasil membuat Violet mengangguk dengan susah payah, meskipun begitu. Liam adalah anak yang baik, dia begitu polos sehingga otaknya mudah diracuni oleh seseorang, khususnya orang seperti Jennie.

Ace, Kayla,Vernon dan juga Zeevana memutuskan untuk menemani Liam yang dibawa ke rumah sakit, hati Kayla begitu baik meskipun dia tahu Liam berniat untuk membunuh anaknya. Wanita itu menitikan air matanya saat melihat darah terus mengalir dari perut Liam. Kayla begitu baik, sampai membuat Ace jengah sendiri.

Fira menggendong Christa dan Rega menggendong Brandon yang mulai terlelap. Rega menatap putrinya yang baru keluar dari kamar mandi setelah membasuh kedua tangannya. Fira menatap Zero, kemudian tersenyum kecil.

"Zero, buatkan Aku cucu laki-laki. Harus tampan, jika tidak. Dia akan diragukan untuk menjadi keturunan Zevallo" Ucap Fira kemudian keluar kamar sambil melambaikan tangannya.

Rega menatap Zero sinis kemudian menyusul Fira, Zero balas melambaikan tangannya. Kemudian menatap tangannya dengan wajah polos. Zero beralih menatap Violet, gadis itu sepertinya terkejut dengan perkataan Fira yang tiba-tiba.

Zero tersenyum jahil, kemudian menarik tangan Violet sehingga tubuh Violet ambruk di atas tubuh Zero.

"Kau dengar apa kata Mama tadi? Ayo kita buatkan cucu untuknya"

"Kau mau mati?"

"Ayo buat yang banyak, tidak apa Kau hamil saat sekolah. Aku akan tetap mencintaimu"

"Silahkan mati"

Zero tergelak, kemudian mengecup bibir Violet secepat kilat. Violet menatap datar laki-laki dibawahnya.

"Hehe, bibirmu manis. Ayolah Violet, kita buatkan lima cucu sekaligis untuk Mama Fira dan Mama Alena. Dia pasti senang"

"Aku akan membunuhmu sekarang"

"Hehe"






***

Dua tahun kemudian.

Violet merebahkan tubuhnya ke ranjang setelah pulang dari acara graduation sekolah. Ia sudah lulus, sampai sekarang Violet masih tidak menyangka. Dia bahkan merasa baru kemarin masuk ke sekolah untuk pertama kali. Dan sekarang sudah lulus. Violet menatap ponselnya yang bergetar, sebuah panggilan video call dari Zero membuat Violet tersenyum.

"Hai, baru sampai?" Tanya Zero melalui video call. Laki-laki itu mengacak rambutnya yang berwarna silver persis seperti apa yang Violet minta.

Violet mengangguk sebagai jawaban dari pertanyaan kekasihnya, yang dua hari lagi akan menjadi suaminya. Fira tidak main-main saat mengatakan akan menikahkan mereka berdua setelah lulus sekolah, nyatanya mereka akan menikah dua hari lagi.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang