SIV - 63

15.8K 1.2K 212
                                    

Sinar matahari pagi terasa begitu hangat, langit yang cerah menyambut hari ketiga Zero dan Violet menjadi pasangan suami istri. Zero memandang Violet yang berada di pelukannya dengan penuh cinta, gadis-yang sekarang menjadi wanita itu masih terlelap begitu nyenyak.

Zero kembali tersenyum, kemudian mengingat awal pertemuannya dengan Violet. Di sebuah sirkuit balapan, bahkan dirinya juga mencium Violet di depan umum. Zero yang dulunya tidak percaya dengan 'jatuh cinta pada pandangan pertama' itu merasa menjilat ludahnya sendiri setelah melihat Violet.

Violet mengerjap pelan, kemudian semakin mengeratkan pelukannya ke tubuh Zero. Zero mengelus rambut Violet dengan penuh kasih sayang, kemudian berbisik pelan. "Tidurlah, ini masih pagi". Violet mengangguk kecil. Zero mengecup bibir Violet sekilas, tangan kekarnya mengelus perut Violet. Cepatlah tumbuh. Papa menunggu kedatanganmu.

Violet mungkin tidak tahu kalau Zero memiliki sebuah keinginan, laki-laki itu ingin menjadi seorang young daddy. Yah, itu adalah keinginan Zero saat Sekolah Menengah Atas. Dia pikir, menjadi seorang Papa Muda adalah hal yang menyenangkan.

Zero menunduk dan melihat Violet yang juga menatapnya. Laki-laki itu mengerjap, kemudian mengecup bibir Violet dengan gemas.

"Kenapa tidak tidur lagi hm?" Tanya Zero dengan terus mengecup bibir Violet.

"Kau mengelus perutku tadi, itu membuatku geli" Zero tergelak. Wajah Violet benar-benar menggemaskan, sedari tadi Zero menahan diri untuk tidak menyerang Violet lagi.

"Kau pasti lelah, tidurlah. Ini masih pukul tujuh" Violet menggeleng kecil. Hidung mancungnya mengendus leher Zero, kemudian membenamkan wajahnya di dada telanjang Zero.

"Tubuh kita lengket, Aku ingin mandi" Ucap Violet dengan nada pelan karena wajahnya masih dibenamkan di dada Zero.

"Aku gendong ya?" Tawar Zero yang diangguki oleh Violet.

Saat hari pertama pernikahan, Zero tidak terburu-buru melakukan hubungan suami istri. Karena resepsi pernikahan diadakan selama tiga hari penuh, Zero tidak mungkin membiarkam Violet merasa lelah. Apalagi yang Zero ketahui, saat gadis pertama kali berhubungan badan. Yang mereka rasakan adalah sakit, Zero tidak mau Violet menahan sakit disaat acara resepsi. Apalagi di setiap hari ada seratus tamu undangan.

"Sakit?" Tanya Zero sambil memijat kepala Violet yang dipenuhi busa sampo. Violet mengangguk.

"Sedikit"

"Maafkan Aku"

"Itu permintaan maafmu yang ke lima kali. Berhenti meminta maaf" Zero tersenyum, Violet berucap sambil menggembungkan pipinya. Peringatkan Zero untuk tidak memakan Violet lagi.

"Hari ini Aku yang masak" Ucap Zero setelah keluar dari kamar mandi. Violet yang mengeringkan rambut menoleh kepadanya.

"Tidak, Aku saja"

"No, Kamu gak boleh banyak gerak dulu"

"Tapi Aku kan gak papa"

"Violet, nurut sama Suami ya? Ingat apa kata Mama Fira? Istri harus nurut sama Suami"

"Mama aja sering melotot ke Papa" Zero meringis kecil.

"Pokoknya hari ini Aku yang masak, Kamu diem aja sambil liatin Aku masak. Oke?" Violet mengangguk, ia menurut saja. Wanita itu duduk di kursi sambil menopang dagu dengan mata terus menatap pergerakan suaminya.

Suaminya. Ah, Violet tersenyum sendiri mengingat status dirinya dan Zero. Siapapun akan dibuat gemas dengan senyuman Violet yang kali ini terlihat polos dan juga bahagia.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang