Violet menatap atap kamar dengan alis mengkerut, pikirannya berkelana entah kemana. Apakah mungkin dirinya hamil? Tapi jika iya, seharusnya hamil dua minggu belum memperlihatkan perut buncit. Violet menghela nafas kemudian mengambil jaket bulu tebal yang terlihat mewah dengan beberapa hiasan berlian.
Wanita itu melangkah menuruni tangga dan melihat semuanya sedang tidur, dengan telaten ia membenarkan posisi Christa yang berada di atas perut Zero. Batita itu benar-benar menempel lekat dengan Zero, tapi bermusuhan dengan Violet. Jika saja Violet tidak menyayangi batita itu, dia pasti sudah membuangnya ke laut, sungguh.
Violet mengambil kunci mobil kemudian melangkah keluar mansion, dia harus segera memeriksanya. Jika benar, dia akan membuat kejutan untuk Zero.
Sebelum masuk kedalam rumah sakit, Violet menghubungi salah satu temannya terlebih dahulu. Dan temannya bilang berada di lantai lima. Violet menghela nafas.
"Malas sekali"
Tapi dia tetap berjalan menuju lantai lima melalui lift, beberapa orang-orang yang berada satu ruangan dengannya sesekali meliriknya. Berlian yang menghiasi mantel Violet membuat mereka salah fokus. Karena berlian itu bukan berlian biasa. Apalagi tinggi badan Violet yang masih memakai high heels setinggi 7 cm.
Bunyi lift berdenting, dan pintu lift segera terbuka. Violet melangkah keluar terlebih dahulu. Kaki jenjangnya menyusuri lorong rumah sakit. Violet melirik orang-orang yang menatapnya dengan tidak sopan, sebagian dari mereka mengenali dirinya sebagai pewaris F'L Company.
Violet berhenti melangkah, seorang gadis yang duduk didepan ruang rawat menatapnya dengan tajam. Violet terkekeh kemudian menghampiri gadis tersebut.
"Apa yang terjadi Viola? Kemana kakimu hm?" Tanya Violet kepada gadis bernama Viola-mantan Zero.
Gadis yang duduk di kursi roda tersebut masih menatap Violet begitu tajam.
"Dasar monster!" Umpatnya dengan keras. Beberapa orang memperhatikan mereka dengan bingung. Violet tergelak.
"Mana ada monster secantik diriku? Dan Aku bertanya sekali lagi kepadamu, kemana kedua kakimu?" Violet mendekat ke tempat Violet, kemudian berbisik.
"Apa pedangku terlalu tajam? Bagaimana rasanya hm? Hari ini Kau selamat, jika Kau mencoba menyentuh Zero lagi. Maka Aku akan membelah kepalamu, kemudian otakmu akan Aku olah sebagai masakan. Sepertinya enak, astaga. Aku menjadi ingin makanan pedas"
"Kau pembunuh" Desis Viola. Mendongak menatap Violet yang begitu tinggi.
"Aku akan memberimu sebuah informasi. Aku... Menjadi pembunuh di usia dua belas tahun. Jangan terkejut, disaat itu Aku membunuh lima puluh orang secara bergantian. Semuanya laki-laki, jadi. Jika ingin membunuhmu, hanya membutuhkan jentikkan jari"
"Sinting"
"Terima kasih, Aku pamit ya. Aku akan memeriksakan anakku dengan Zero. Jangan cemburu, Kau terlalu jelek untuk Zero."
Violet tersenyum sambil melambaikan tangannya dengan cantik, beberapa orang berbaju hitam segera menghilang setelah memastikan Ketua mereka baik-baik saja. Dan Viola melihatnya, ia melihat Violet yang di kelilingi begitu banyak orang. Amarahnya kian membuncah, kemudian menatap kakinya yang dipotong oleh Violet. Ingin berteriak, tapi Viola terlalu malu.
Violet menatap pintu ruangan yang bertuliskan nomor 609, beberapa orang tampak mengantri didepan ruangan tersebut. Mereka menatap Violet dengan bingung, pasalnya Violet berdiri didepan pintu ruangan yang seharusnya Violet duduk di tempat tunggu.
"Apa dia masih lama?" Gumam Violet sambil mengecek jam tangannya.
Pintu ruangan terbuka, menampilkan pasangan suami istri yang terlihat serasi. Sang wanita yang sedang hamil tersenyum kearah Violet, dan ajaibnya Violet balas tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Violet✔
ActionGadis itu... Mengerikan... "Touch my family, and you die" *---* [SEQUEL A & Z] Start : 28 Juni 2019 Finish : 18 Mei 2020 Kalian akan membaca cerita yang dipenuhi kekerasan, kata-kata kasar yang tidak boleh kalian tiru. Dan juga kisah cinta rumit...