SIV - 43 (Flashback)

17.5K 1.4K 183
                                    


Violet menatap mayat Mr. Roger yang menatapnya tajam dengan mata melotot, gadis itu mengedikan bahu acuh kemudian mengajak Zero dan Brandon keluar dari ruangan karena orang-orang yang bertugas membersihkan akan segera datang.

Brandon berlari dengan kaki mungilnya mengelilingi kantor, dengan memakan keripik kentang yang entah ia dapat darimana. Bedaknya yang tebal membuat beberapa pegawai memekik gemas, tiba-tiba bocah itu berhenti berlari melainkan berjalan dengan memasang wajah sok tampan. Bukannya terlihat tampan, tapi malah terlihat lucu.

Violet yang berada di belakang Brandon hanya menghela nafas kecil, Zero juga berada dibelakang Brandon dan meringis saat melihat bocah itu hampir terjatuh karena tersandung kakinya sendiri. Kan gak keren.

"Hati-hati terjatuh Brandon" Ucap Zero memperingati Brandon. Bocah itu mengangkat alisnya dengan wajah menyebalkan.

"Tenang aja, Blandon 'kan ganteng"

"Gak nyambung goblok"

Violet berhenti melangkah saat dirinya tiba didepan pintu ruangan CEO, gadis itu menatap kedua tangannya yang bergetar. Ingatan masa lalu menghampirinya secara tidak sengaja.

5 tahun yang lalu. London, Inggris.

22 Desember 20**

Hari kelahiran Brandon, Violet yang sedang menjaga Brandon kecil di kamar Ace dan Kayla merasa bosan, gadis itu teringat kepada Martin dan Jennie yang melarikan diri. Violet jujur, kalau dirinya mencintai Martin sejak kecil. Tapi penghianatan Martin jauh lebih sakit dari apapun.

Laki-laki yang hidup bersamanya sejak kecil, bermain, bercanda, bertengkar, dan kadang mandi juga bersama. Laki-laki itu ternyata Ketua Mafia terbesar yang ada di Dunia, dia cukup hebat bisa menutupi identitasnya dari Violet.

"Kenapa kakak lama sekali" Gumam Violet karena Ace dan Kayla datang terlambat. Gadis itu menoleh kesamping, dimana Brandon kecil tengah memejamkan matanya. Kulitnya putih mulus, mirip dengan kulit Kayla. Entah kenapa tiba-tiba Violet membayangkan wajah Brandon saat besar nanti, pasti menyebalkan.

Ketukan yang terdengar dari jendela kamar membuat Violet berdiri dari duduknya, gadis itu memasang sikap waspada kemudian membuka gorden jendela. Mendapati Martin yang tengah tersenyum kearahnya dengan tidak bersalah.

"Masih punya wajah untuk menemuiku?" Tanya Violet dengan wajah mengernyit jijik. Martin tidak menjawab, laki-laki itu tersenyum kecil kemudian melompat dan masuk kedalam kamar dengan mudahnya.

"Jangan begitu Violet, Kau semakin cantik saat marah. Aku jadi semakin mencintaimu"

Violet tidak menjawab, sorot matanya menatap Martin dengan penuh kebencian. Ia membenci laki-laki itu, tapi ia juga mengakui kalau rasa cintanya lebih besar dari rasa bencinya. Violet terlalu lemah untuk Martin.

"Maafkan Aku" Ucap Martin tiba-tiba. Laki-laki itu menarik tengkuk Violet kemudian mempertemukan bibir mereka berdua. Ciuman pertama untuk pertemanan mereka sejak kecil, Violet tidak memberontak. Gadis itu diam, dia lemah, kecewa, marah, dan tidak bisa menolak ciuman Martin yang terasa lembut. Violet terlalu mencintai Martin, dia mengaku bodoh karena tidak bisa menghilangkan rasa cintanya.

Violet membuka matanya begitu mendengar suara pintu kamar dibuka, gadis itu menoleh dengan susah payah karena Martin memegang tengkuknya dengan erat. Mata Violet melotot begitu melihat Jennie keluar dari kamar dengan menggendong Brandon.

Violet memberontak, tapi tenaga Martin lebih kuat dari pada dirinya. Laki-laki itu mendorong Violet kearah ranjang dan menciumnya dengan kasar. Tangan Violet dengan susah payah menekan sebuah tombol di dekat ranjang, gadis itu bernafas lega setelah berhasil menekan tombol itu. Kemudian menatap Martin yang masih menciumnya, menyadari tatapan Violet. Martin melepas ciumannya kemudian menatap Violet dengan penuh cinta, Violet bisa melihat rasa cinta Martin kepadanya. Tapi, semuanya tertutupi dengan kebohongan Martin.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang