SIV - 32

19.2K 1.4K 320
                                    


Kanaya merangkak mendekati Violet yang memejamkan matanya, Brandon masih menangis dengan air mata bombaynya. Fira mengangkat bahu acuh kemudian memilih untuk mendekati Kanaya. Cucu ketiganya yang menggemaskan dengan pipi, tangan, dan kaki yang gemuk.

Fira menggendong Kanaya dan menggoncang tubuh cucunya dengan gemas, Kanaya tergelak dengan keras membuat Fira juga tertawa. Brandon menatap kejadian tersebut dengan bibir mengerucut. Iiiiih, Blandon juga mau digendong kayak gituuu. Bocah itu menggembungkan pipinya, yang langsung disentil oleh Violet.

Brandon berteriak kecil kemudian memukul tangan Violet berulang kali, Violet tetap memejamkan matanya. Pukulan Brandon sama sekali tidak terasa.

"Kanaya lapar hm? Grandma buatkan makan ayo" Fira menimang Kanaya sambil berjalan menuju lantai bawah.

"Mamam mamam" Oceh Kanaya sambil menggerakkan tangannya.

Brandon melompat dari ranjang dan mengekori Fira, bibirnya masih mengerucut, bocah itu mencibir saat Fira terus mengecoh dan hanya dibalas gelal tawa oleh Kanaya. Bicala kok sama bayi. Cibirnya dari dalam hati.

Violet juga ikut turun dari ranjang dan menyusul ke lantai bawah, melihat Brandon yang duduk di meja makan dengan kedua tangan yang menangkup pipi. Sedangkan Fira sedang memasak makanan untuk Kanaya dengan balita itu berada di sebuah kereta mainan milik Kanaya.

Kanaya sangat diam, tidak rewel seperti balita kebanyakan. Balita itu menyesap susu dari botol sambil memperhatikan Fira memasak. Violet mendorong-dorong kecil kereta Kanaya. Akibatnya balita tersebut tergelak dengan puasnya. Yang semakin membuat Brandon mendengus. Apa sih yang diketawain Kanaya? Kalo cuma didolong-dolong gitu 'kan gak ada yang lucu?

Menyadari seseorang tengah cemburu, Violet semakin bercanda dengan Kanaya. Fira datang dari dapur dengan semangkuk bubur untuk Kanaya. Wanita itu dengan senyum kecil mulai menyuapkan satu sendok kecil kedalam mulut mungil Kanaya.

Kanaya bertepuk tangan kecil saat satu suapan masuk kedalam mulutnya, balita itu tampak senang sampai pipinya menggembung karena makanan belum tertelan. Brandon celingukan mencari sesuatu.

"Punya Blandon mana?" Tanya Brandon masih celingukan. Fira menatap Brandon.

"Pelayan! Buatkan susu untuk Brandon!" Perintah Fira kepada pelayan.

"Baik nyonya!"

Hanya susu? Blandon 'kan juga lapal. Brandon menekuk wajahnya dengan sedih, biasanya tidak seperti ini. Jika ada Vernon dan Zeevana, Fira dan Violet tidak akan sibuk mengurusi Kanaya. Dan hanya akan memanjakan Brandon. Brandon berdoa dalam hati, supaya Vernon dan Zeevana segera kembali dari kantor.

Violet menatap Brandon dengan senyum kecil, gadis itu berdiri dari duduknya dan melangkah menuju dapur tanpa sepengetahuan Brandon. Bocah itu sibuk menggambar meja dengan jari telunjuknya.

Saat sampai didapur, Violet melihat seorang pelayan yang sedang celingukan sambil membawa bungkus plastik kecil. Pelayan itu menaburkan sebuah bubuk yang berada dalam isi bungkus kecil tadi kedalam gelas yang berisi susu milik Brandon. Setelah selesai, dengan cepat pelayan itu memasukkan bungkus yang kosong kedalam saku bajunya.

Prok.... Prok.... Prok....

"Akting yang bodoh sekali, Kau kurang pintar dalam memainkan sebuah drama. Jelas sekali Aku berada dibelakangmu dan Kau dengan asiknya memasang sesuatu kedalam gelas susu adik kesayanganku?"

Pelayan tersebut menoleh kearah Violet dengan takut, tidak berani menatap mata biru Violet yang terlihat dingin dan kelam. Violet menatap sebuah panci yang berada diatas kompor.

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang