SIV - 17

21.3K 2.1K 205
                                    






***


Violet tersenyum kecil, lebih terlihat seperti sebuah seringai mengerikan. Fira menatap putrinya yang telah mengatakan bahwa Black Blood telah berganti menjadi Black Rose. Dia tidak suka bunga, tapi kenapa malah mengganti menjadi Black Rose. Apa yang sedang ia rencanakan?

Fira sendiri tidak tahu apa yang akan Violet lakukan, Irfan menatap keponakannya dengan pandangan yang tidak bisa di artikan. Apa dia tidak lagi membenci bunga?

"Acara sudah berakhir, kalian bisa pergi. Lakukan tugas kalian" Perintah Violet mutlak. Semua anggota membungkuk hormat kemudian menghilang layaknya seorang ninja. Brandon berlari kecil kearah Violet, bocah itu sedikit susah untuk naik ke panggung. Brandon merentangkan kedua tangannya meminta digendong oleh Violet. Mau tidak mau Violet menggendong Brandon yang berat badannya lumayan.

"Blandon mau tidul sama Kak Vio" Ucap Brandon yang langsung diangguki oleh Violet. Satu persatu anggota keluarga mulai masuk kedalam kamar masing-masing. Mereka akan mengucapkan selamat kepada Violet besok. Karena mereka benar-benar mengantuk. Vanya menatap Violet dari kejauhan. Kemarin dia bilang tidak akan mengganti nama Black Blood menjadi Black Rose. Tapi kenapa sekarang dia mengatakan hal tersebut?

Violet menatap gaunnya yang masih tergeletal di lantai, Fira dan Rega sudah pergi kedalam kamar mereka. Violet membiarkan gaunnya berada di lantai, gadis itu menaiki tangga sambil menggendong Brandon. Bocah itu kini berada di punggung Violet, menggantung layaknya koala.

"Kak Vio halum kayak kue" Ucap Brandon setelah menghirup aroma dress yang digunakan Violet. Gadis itu hanya diam tidak membalas ucapan Brandon.

Brandon sudah memejamkan matanya, Violet melangkah lebih cepat menuju kamarnya. Dengan cepat Violet membuka pintu kamarnya, didalam sana. Sudah ada sosok laki-laki berbaju hitam lengkap, juga seorang wanita yang tidak bisa apa-apa karena tubuhnya diikat dengan erat.

"Wow, Aku suka cara kerjamu. Datang lebih awal sepuluh menit. Bagus, Aku akan memberimu hadiah besok"

"Baik boss"

Violet merebahkan Brandon yang kini membuka matanya lebar-lebar melihat sosok dihadapannya. Wooaah, kakak cantik kok diikat tubuunya?

Violet menatap Jennie dari atas sampai bawah, kemudian menendang tulang kering Jennie menggunakan high heels yang ia gunakan membuat wanita itu memekik kesakitan. Karena mulutnya ditutupi plaster hitam yang lebar.

"Wow" Ucap Brandon melihat Jennie yang terjatuh duduk di lantai. Bocah itu bertepuk tangan dengan riang.

"Kau bisa menaruhnya ke markas, Aku akan kesana besok. Saat ini terlalu malam, Kau boleh beristirahat. Dan juga, jika beberapa anggota ingin bermain dengan tubuhnya, bolehkan saja. Karena kuman ini memang jalang"

"Laksanakan boss!"

Sosok itu menaruh Jennie dipundaknya layaknya membawa sebuah karung beras. Meloncat dari jendela membuat Jennie memekik ketakutan. Violet tersenyum kecil. Jangan harap Aku akan memperlakukanmu dengan baik, Kau orang yang membuat kakak dan kakak iparku menderita selama bertahun-tahun.

Violet merebahkan dirinya ke ranjang, menatap telapak tangannya yang di perban kecil. Gadis itu bahagia, impiannya akhirnya terwujud. Kini dirinya telah menjadi ketua, apapun bisa ia lakukan. Tidak akan ada yang bisa membantahnya.

Brandon memeluk Violet layaknya bantal.  guling, kemudian keduanya sama-sama pergi menuju alam mimpi yang indah.

***

She Is Violet✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang