Violet menoleh kebelakang, mendapati Brandon yang berlari kecil sambil memeluk wadah yang berukuran besar. Didalam wadah tersebut berisi strawberry berukuran besar yang terlihat merah dan segar."Brandon duluan saja, nanti Kak Vio menyusul" Brandon mengangguk, tapi bocah itu berjalan mendekati Jennie berada. Menatap jari kaki Jennie yang masih tersisa dua. Juga darah yang terus mengalir dari jari yang dipotong Violet tadi.
"Ih, jijik ah. Blandon pelgi dulu ajaaa. Bye Kak Vio, jangan lama-lama ya!!"
Brandon berlari kecil keluar dari ruang bawah tanah, Victoria menatap Jennie dengan tatapan datar.
"Aku akan kembali dua belas hari lagi" Ucap Victoria kemudian keluar dari sel tahanan. Wanita itu berjalan dengan anggun keluar ruang bawah tanah. Violet terkekeh sinis, kemudian menjambak rambut Jennie dengan kasar.
"Aku akan kembali lagi besok, bersiaplah" Violet keluar dari sel tahanan, beberapa anggota perempuan langsung membersihkan kedua tangan Violet dengan cairan antiseptik dan juga parfum tangan. Setelah selesai, Violet berjalan untuk menyusul Brandon.
"Kemana bocah itu?" Gumam Violet sambil berjalan mengelilingi markas yang sangat luas itu. Mata tajamnya mencari tuyul yang merepotkan.
"KAKAK CANTIK JANGAN KABUUUL!!!"
Violet menatap Brandon yang berlari kecil mengikuti seorang gadis berbadan mungil yang juga berlari menjauhi Brandon. Sepertinya gadis itu masih berusia belasan tahun. Mau tidak mau Violet ikut berlari menyusul Brandon, jika sampai Brandon jatuh dan mendapat luka. Violet tidak akan memaafkan dirinya sendiri.
Brandon terus berlari, dan sepertinya gadis yang dikejar Brandon sudah menyerah. Gadis itu berhenti berlari dan menoleh sebal kearah Brandon.
"Kamu jangan ganggu Aku!" Ucap gadis itu dengan raut wajah sebal. Brandon sedikit tersentak karena suara gadis dihadapannya yang terdengar seperti bentakan. Bocah itu mundur satu langkah, merasa takut.
Seorang wanita paruh baya dengan pakaian ala koki berlari menghampiri tempat Brandon dan gadis itu berada. Dibelakang Brandon ada Violet yang menatap tajam gadis kecil itu.
"Berani sekali Kau membentak Brandon" Ucapan dingin dari Violet mampu membuat gadis kecil tadi beringsut ketakutan.
Wanita paruh baya yang masih mengatur nafasnya yang menggebu segera membungkukkan badannya meminta maaf.
"Maafkan putri saya Nona, tolong maafkan" Ucap wanita itu sambil membungkuk berulang kali.
"Minta maaf" Desis wanita paruh baya itu sambil mendelik kearah putrinya. Bukannya segera membungkuk, gadis itu menggeleng tapi masih dengan raut wajah takut. Membuat Violet tersenyum miring.
"Pergi dari sini, cari pekerjaan lain"
"Tidak! Saya mohon Nona, ampuni putri Saya. Akan bekerja kemana Saya jika Anda memecat Saya Nona?"
"Itu bukan urusanku, Aku bilang... Keluar dari markas. Aku tidak menerima bantahan"
Violet berbalik badan, kemudian pergi sambil menggandeng tangan mungil Brandon. Bocah kecil itu tampak tidak senang, Brandon benci saat seseorang membentaknya. Bocah itu menoleh kebelakang, melihat gadis kecil yang ia kejar tadi kini tengah dimarahi oleh Ibunya. Mamphus.
***
Fira menggerakkan jarinya pada layar ponselnya, wanita itu sibuk memesan beberapa baju dan tas mahal. Rega yang duduk disampingnya dan bersandar dibahunya hanya mendengus kasar.
"Teruslah mendengus dan keluar dari rumah" Rega langsung menahan nafas. Dia tidak akan lagi mendengus, jika tidak Fira akan mengusirnya keluar mansion. Nanti gak keren lagi dong.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Violet✔
ActionGadis itu... Mengerikan... "Touch my family, and you die" *---* [SEQUEL A & Z] Start : 28 Juni 2019 Finish : 18 Mei 2020 Kalian akan membaca cerita yang dipenuhi kekerasan, kata-kata kasar yang tidak boleh kalian tiru. Dan juga kisah cinta rumit...