Jatuh

179 40 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Allahumma sholli'ala sayydina Muhammad wa'ala ali sayyidina Muhammad.

°°°

Keesokannya, ketengangan menjadi suasana seisi kelas 10 IPS 2. Kenapa tidak, Bu Killa sudah langsung akan memberitahuan nilai seluruh siswa. Dan seperti biasa, yang nilainya di bawah rata-rata harus melaksanakan ulangan remidi dengan soal yang berbeda, serta harus mengerjakan soal ulangan sebelumnya double. Paling parah lagi harus dikumpulkan ketika jam pelajaran guru itu berakhir.

Satu persatu, Bu Killa menyebutkan nilai siswa.

Tiba di nama yang berabjad D, tangan Faricha mendingin.

'Setelah D terus F.' Batinnya.

"Danish Pratama, 63."

Danish terdengar mendesah kecewa. Kebanyakan jawaban Danish menyontek dari dirinya, kemungkinan nilainya bisa diantara 63.

"Dinia Firdausa, 85." Seluruh siswa bertepuk tangan atas nilai seorang yang absennya sebelum Faricha.

"Faricha Lutfia Izza," duh, deg-degan.

"69."

Faricha kecewa, kecewa dengan dirinya sendiri. Padahal pelajaran Sejarah Peminatan adalah mapel yang cukup ia sukai.

Ia pun menyiapkan kertas folio untuk mengerjakan remedial Sejarah Peminatan.

"Ulangan Faricha, Danish dan Rismadhani banyak jawabannya yang sama. Jadi, Ibu kurangi nilainya." Ucap Bu Killa.

Memang benar, kedua lelaki itu menyontek padanya. Mau tidak mau ia pun memberi mereka contekan karena tidak mau ada keributan.

"Sebenarnya, yang punya jawaban siapa, dan siapa yang mencontek?" Tanya Bu Killa.

Tiba-tiba Danish menunjukkan jarinya yang membuat seisi kelas menoleh kearahnya.

"Bu, saya yang mencontek Faricha, Bu. Jadi, jangan kurangi nilainya, nilai saya nol juga tidak apa-apa, Bu." Danish berucap.

"Kamu yakin, Danish?" Tanya Bu Killa.

"Tidak perlu, Nish. Aku tidak apa-apa kok remedial." Ucap Faricha. Danish mengangguk mantap, namun hatinya juga ketar-ketir takut kalau Bu Killa sampai memberikan hukuman yang berat. "Gue juga nggak apa-apa," jawabnya. Sementara Dhani yang ikut menyontek malah berdecih pelan. Danish caper banget sih? Batinnya berkata.

"Danish berkorban banget buat Faricha, jangan-jangan Danish suka kali sama Faricha," celetuk Ghoni.

"Cie cieee." Goda mayoritas siswa kelas 10 IPS 2, dan sebagian lagi ada yang bersiul-siul.

"Sudah-sudah, nilai Danish tidak akan saya kurangi. Nilai kalian tetap seperti itu." Putus Bu Killa, beliau tidak ingin ada keributan lagi perihal nilai yang sebenarnya bisa diselesaikan secara simple.

Danish hanya menunduk kecewa.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi lima menit yang lalu, namun dua gadis itu masih fokus pada tulisan-tulisan di papan tulis putih yang terpasang di kelas bagian depan.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang