Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli'ala Sayyidina Muhammad wa'ala ali Sayyidina Muhammad.
Selamat membaca🤗
°°°
Alarm berbunyi, seakan memantul di seluruh sisi ruang dan berakhir di telinga seorang gadis yang sedang bergelung dibalik selimutnya. Kurang dari satu menit kemudian, gadis itu sudah terbangun karena tidak bisa tidur ketika mendengar suara dering ponsel, dan membiarkan alarm itu senyap dengan sendirinya karena sudah dimode senyap setelah satu menit.
Ketika akan menguap, dengan cepat ia menutupkan lengan bajunya ke mulutnya seraya menekan agar tidak berbunyi 'hah'. Karena bila berbunyi, maka syaitan akan menertawakannya. 'Kan tidak lucu, kalau baru saja bangun tidur langsung ditertawakan oleh syaitan.
Ia berjalan ke arah ponsel pintarnya, namun baru beberapa langkah, ia langsung beristigfar. Masa pagi-pagi sudah ingin bermain ponsel, mentang-mentang dirinya tengah halangan.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wassalam bersabda:
"Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya dunia yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat hak Allah dalam dirinya, maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya:
1. Kebingungan, yang tiada putusnya;
2. Kesibukan, yang tidak ada ujungnya;
3. Kebutuhan, yang tidak terpenuhi; dan
4. Keinginan, yang tidak tercapai." (H.R. Thabrani)Kakinya berbelok ke arah kamar mandi untuk langsung melakukan ritual mandi, karena kata guru ngajinya, mandi sekitar jam-jam sepertiga malam itu akan membuat awet muda—kalau dilakukan hingga bertahun-tahun.
Setelah itu, ia menyempatkan untuk membuka buku Amaliyah Khasanah yang pernah diberikan oleh sekolah waktu dirinya masih kelas 9, lalu menepuk sampul plastik yang sudah sangat berdebu karena telah lama ia abaikan, dan membuka halaman yang menampilkan bacaan dzikir pagi.
Ia membacanya dengan khusyu', sesekali melirik artinya yang berada di setiap bawah bacaan arab untuk sedikit menambah kosakata dalam bahasa Arab.
Tok tok tok
Ia menghentikan bawaannya untuk sekedar berkata, "Masuk, tidak dikunci kok."
Knop pintu diputar, lalu pintu terbuka dan menampilkan sosok laki-laki beranjak dewasa yang hanya mengenakan kolor dan kaos oblong berwarna merah maroon bertuliskan Greenlight.
"Lagi dzikir, ya?" tanya laki-laki itu menatap buku yang berada di pangkuan Sang adik. Faricha ikut menunduk, menatap benda yang ia bawa.
"Kalau sudah selesai, bantuin Abang di depan, ya?" ujarnya, lalu memilih keluar dari kamar adik perempuannya, membiarkan gadis itu melakukan kesunnahan paginya.
Setelah selesai, gadis itu menyimpan buku tersebut dan berjalan keluar kamar. Ia mendapati Firda yang berjalan ke arah dapur seraya membawa teko kaca.
"Nda."
Wanita itu menoleh, menatap anak perempuannya yang berjalan turun dari tangga, sekedar memastikan agar gadis itu tidak bar-bar saat turun dari tangga yang dapat mengakibatkan terkilir atau apalah.
"Bunda sudah mau masak?"
Firda mengangguk, membuat gadis itu menggigit bibir bawahnya. "Maaf ya, Nda. Aku tidak bisa bantu, sudah dibooking sama Abang tadi."
Firda tertawa pelan. "Iya-iya, Bunda ngerti kok. Lagian ... Bunda lagi mau masak sedikit kok."
"Tumben ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Novela Juvenil(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...