Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.
Selamat membaca😊
°°°
Pagi kembali menyapa, seorang dua insan baru saja kembali dari aktivitasnya. Mereka adalah Faricha dan Farikin. Gadis itu memutuskan ikut saat melihat kakaknya yang siap dengan pakaian olahraganya tadi pagi, sehingga mereka melakukan joging bersama.
"Bang, kok aku merasa hidup gini-gini saja ya," ucap Faricha memulai percakapan saat mereka baru saja mendudukkan diri dengan kaki yang diselonjorkan.
"Begini gimana maksudnya?" Tanya Farikhin.
"Ya... aku merasa hidupku terlalu monoton, senang saja gitu, seperti tidak ada kesulitan," ucap Faricha terdengar sendu.
"Alhamdulillah dong, kalau diberi nikmat itu disyukuri," ujar Farikhin.
"Iya, kalau itu aku tau."
Farikhin mengerutkan dahinya. "Lalu?"
Faricha mendesah pelan. "Aku hanya takut, jika aku bukanlah orang yang diinginkan Allah," ucap Faricha sedih. Farikhin langsung menutup mulut adiknya dengan telunjuknya.
"Hus, tidak boleh bicara seperti itu, Allah itu sayang sama kamu, makanya kamu diberi nikmat."
Faricha menoleh ke arah kakaknya. "Tapi, Bang. Orang yang benar-benar diinginkan Allah itu biasanya diberi ujian untuk menambah kesholehannya. Sedangkan aku, masih jauh dari kata baik, tapi diberi nikmat terus. Jangan-jangan nih ya--"
Belum selesai Faricha berbicara, Farikhin langsung menyela. "Tidak oleh suudzon sama Allah. Kenikmatan itu juga ujian kalau kamu tau. Apabila kita bisa memanfaatkan kenikmatan tersebut, maka akan berujung baik pada diri kita. Namun, bila kita tidak bisa memanfaatkan nikmat tersebut, maka semua itu akan menjadi sia-sia, dan berujung ujian yang tidak kita inginkan. Tujuannya ... agar kita semakin dekat dengan Allah."
Faricha mengangguk-anggukkan kepalanya. "Gitu ya?" Farikhin mengangguk.
"Paham kan?"
"Iya."
"Sekarang istighfar." Faricha mengucapkan istighfar beberapa kali.
"Astagfirullah ... hamba khilaf."
"Sudah, sana mandi. Istighfarnya sambil jalan juga bisa, sambil berangkat sekolah juga bisa."
Faricha menolehkan kepala ke arah jam berbentuk lingkaran yang terpasang di dinding.
"Astagfirullahal'adzim!!" seru Faricha karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 06.15, sedangkan dirinya belum apa-apa.
Dengan cepat, Faricha berlari menuju kamarnya untuk bersiap-siap sebelum berangkat sekolah.
°°°
Faricha keluar dari rumahnya. Ternyata sepi, tidak ada Deva yang menunggunya seperti biasa.
Lalu, Faricha mendapati Firda yang baru saja dari samping rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Fiksi Remaja(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...