Angin siang membelai lembut rambut hitam pendek berponi milik lelaki beriris coklat itu, siang hampir sore ini ia sudah keluar dari kelasnya karena memang sekolah sudah sepi, hanya tinggal ia dan beberapa siswa yang masih di sekolah, entah ekskul, tugas kelompok atau hanya sekedar ndekem di kelas.
Dhani sudah duduk di koridor depan kelas 10 IPS 1. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, menunggu seseorang.
Dan... datanglah gadis berhijab dan bertubuh agak pendek keluar dari kelas 10 IPS 2 seorang diri.
Ia sudah menyiapkan sebotol jus jengkol yang dipadukan dengan kaus kaki bau juga tambahan air comberan. Saat gadis itu melewatinya, langsung...
Byurr
Dhani mengguyurnya dengan air itu. "Apa maksud kamu pake guyur-guyur aku air bau gini?" Tanya gadis itu, tak lain adalah Faricha. "Wah, wangi'kan? Selamat menikmati bau badan lo," ucap Dhani santai, lalu meninggalkan Faricha.
Sedangkan Faricha, sudah menatap Dhani dengan hati dongkol. Kenapa dongkol? Yaiyalah, ia baru saja keluar kelas langsung di guyur jus paling menjijikkan dan bau yang pernah ia lihat dan cium baunya, dan itu dilakukan oleh Si anak baru nan blagu, Dhani.
Faricha mengejar Dhani yang sudah mulai menjauh, ia dengan sengaja menabrak Dhani dari belakang agar baju Dhani mendapatkan bau yang sama. Dhani yang merasakan itu, sontak menoleh, ia mencium bau punggungnya persis dengan bau jus yang ia guyur ke Faricha.
"Apa maksud lo?" Faricha memicingkan matanya, "Ups, sory. Aku cuma keburu-buru mau ke toilet buat bersihin baju. Eh kamu ada di depan," alibi Faricha.
Tangan Dhani sudah mengepal, ia menarik kerudung putih milik Faricha yang sudah berwarna kecoklatan karena air yang diguyurkan oleh Dhani tadi. "Apa lo sengaja mau balas dendam sama gue?" Ucap Dhani sambil menarik lebih kencang kerudung Faricha.
"Lepasin nggak! Nanti kerudungku robek," ucap Faricha yang masih mempertahankan kerudungnya agar tidak lepas. "Jijik gue, bisa nggak sih, ngomongnya pake lo-gue aja!" Bentak Dhani.
Faricha menendang kaki Dhani, hingga Dhani melepaskan tarikan kerudung Faricha. Dan itu menjadi kesempatan untuk Faricha keluar dari sekolah secepatnya. Ia berjalan keluar gerbang dengan berlari sekencang yang ia bisa sambil menyincingkan rok abu-abunya hingga terlihat celana panjang yang ia kenakan.
Ia berbelok terlebih dahulu ke toilet umum yang berjarak tak jauh dari sekolah untuk membersihkan pakaiannya agar tak terlalu bau, karena di depan gang terletak sebelum rumahnya biasanya banyak anak-anak nongkrong, dan ia bisa diejek habis-habisan jika ia mengenakan pakaian kotor, apalagi bau.
Ia membasahi pakaiannya di toilet tersebut guna meminimalisir bau jus yang disiramkan Dhani pada tubuhnya.
Setelah itu, ia keluar dari toilet tersebut dan langsung berjalan pulang menuju tempat tinggalnya. Ia menggigil karena pakaianya basah, apalagi matahari sedang malu-malu menampakkan sinarnya dan lebih memilih bersembunyi dibalik awan, sehingga Faricha tak mendapatkan kehangatan guna mengeringkan pakaiannya.
Tepat di depan gang, segerombolan anak laki-laki dan beberapa anak perempuan yang berusia satu atau dua tahun diatasnya menatapnya sinis sambil menutup hidungnya. Sebut saja mereka d'gangs group, itulah warga menyebutnya, karena mereka selalu nongkrong di depan gang Anggrek.
"Eh, kamu bau baget sih?" Ucap seorang lelaki bertubuh kurus nan tunggi, Tinoi. Faricha tak menghiraukan ucapan pria itu, ia malah semakin mempercepat langkahnya hingga ia tersandung aspal yang sudah mulai melubang.
"Aduh." Ringisnya. D'gangs group tertawa terbahak-bahak melihat Faricha yang menangis kesakitan.
Faricha bangun, dan berjalan pincang menuju rumahnya. Sampai pekarangan, ia mencoba berjalan biasa saja agar orang tuanya tidak khawatir, apalagi ibunya yang suka kelewat posesiv jika melihatnya sakit.
![](https://img.wattpad.com/cover/189364115-288-k277468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Ficção Adolescente(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...