Menjauh?

148 22 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.

°°°

Aku menghindar bukan karena aku sengaja tak ingin melihat kamu, namun aku malu bila kamu tau banyak aib tentangku.

°°°

Angin dingin menerpa wajah Faricha. Ia sedikit menggigil, entah mengapa akhir-akhir ini angin terasa lebih dingin pada pagi hari, mungkin karena efek musim hujan akan segera datang.

Ia melangkahkan kaki menuju pekarangan rumah, disana sudah terduduk Deva diatas sepedanya, sambil menunggu Faricha, mengajaknya agar berangkat bersama.

"Assalamu'alaykum, Dev."

"Wa'alaykumsalam, Cha."

Faricha menaikkan standart sepedanya, lalu menaiki sepedanya, dan menggayuhnya berdampingan dengan Deva.

Jangan lupakan do'a naik kendaraan, Faricha selalu membacanya, karena guru TPAnya dulu pernah mengajarkan banyak do'a, dan do'a naik kendaraan adalah salah satu do'a yang ia hafal.

Do'a naik kendaraan yang merupakan bagian dari surah Az-Zukhruf, yaitu Allah SWT berfirman.

...سُبۡحٰنَ الَّذِیۡ سَخَّرَ لَنَا ہٰذَا وَ مَا کُنَّا لَہٗ مُقۡرِنِیۡنَ. وَ اِنَّاۤ اِلٰی رَبِّنَا لَمُنۡقَلِبُوۡنَ

Artinya:

“...“Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tukan kami.”(QS. Az-Zukhruf ayat 13-14).

Faricha melihat Deva yang tak berbicara padanya lagi setelah menjawab salam tadi. Gadis berambut dibawah bahu itu hanya diam sambil terfokus ke depan, menatap jalanan dan orang-orang yang bersimpangan dengan mereka.

Faricha tak ambil pusing, mungkin karena Deva tak ingin berbicara atau sedang sariawan, ia hanya mencoba berfikir positif agar tak terjadi peristiwa tidak mengenakkan antara ia dan Deva, itu saja.

Namun, Faricha kembali merasa aneh, karena setelah sampai sekolah, Deva begitu saja meninggalkannya, bahkan gadis itu tak mengucapkan, "bye," atau "dah," saat mereka berbeda arah menuju kelas masing-masing. Faricha tak mungkin memulainya, karena ia tak biasa, bahkan sebelumnya ia jauh lebih pendiam, untuk berekspresi saja jarang, apalagi untuk menyapa.

Namun, sekarang kan Faricha sudah berangsur-angsur dapat menampakkan ekspresi dan tak terlalu cuek, tapi ia tidak dapat berubah sedrastis itu, sampai-sampai dapat dengan mudah menyapa. Dan saat itu Deva juga memahami sikapnya.

Deva kenapa?

Faricha kembali menggelengkan kepalanya, mengenyahkan banyak asumsi negatif yang berlayang-layang di kepalanya tentang sikap Deva hari ini.

"Kenapa lo geleng-geleng? Ayan ya lo?"

Faricha terperanjat mendengar suara itu. Dan ia baru saja menyadari bahwa tubuhnya sudah sampai di kelas saat ini, dengan beberapa teman sekelasnya yang memperhatikannya.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang