Rumah Danish

110 15 2
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.

Selamat membaca😊

°°°

Sepulang sekolah, sepuluh remaja itu berkumpul di parkiran. Mereka menunggu sekolah sampai sepi, Faricha juga sudah memberitahu Deva karena ada urusan, jadi gadis berusia 16 tahun itu tidak perlu menunggu Faricha untuk pulang.

"Aku boncengan sama Inda ya," ucap Resti.

Faricha berfikir. "Teman-teman, aku kesana naik sepeda nih?" Tanya Faricha. Masa iya, sepedanya harus ditinggal di sekolah.

"Lo… sama gue aja, Cha. Gue kan bawa mobil," ucap Danish.

"Terus, sepeda aku gimana?" Tanya Faricha berasalan. Dirinya tidak mau berduaan dengan laki-laki dalam satu mobil. Bukannya suudzon, hanya saja mengantisipasi, karena setan itu tidak lihat siapa yang akan ia goda. Orang yang pangkatnya syekh plus hafidz saja bisa jadi pezina dan pembunuh, apalagi dirinya yang sangat awam ini?

"Udah, ditinggal aja. Nggak ada yang mau ngambil sepeda lo kali," ucap Romi. Faricha mendengus kesal. "Siapa tau kan, apalagi sepeda aku kan kelihatannya masih baru."

Danish menghela nafas pelan. "Mana kunci sepeda lo?" Tanya Danish sembari menyodorkan tangannya meminta sesuatu.

Faricha membuka resleting tasnya, lalu mengambil kabel yang biasa digunakan untuk mengunci sepeda bersama dengan kuncinya. Danish mengambilnya dari tangan Faricha, lalu mengunci sepeda Faricha.

"Gimana?" Tanya Danish. Faricha mengangguk.

"Ya sudah deh," final Faricha.

Resti mendekati Faricha. "Kamu beneran mau bareng Danish?" Tanya Resti kurang yakin. Faricha menjawabnya dengan anggukan.

"Nanti kalau Danish macam-macam langsung tendang aja mukanya," ucap Resti yang dibalas pelototan mata oleh Danish. "Gue mah anak baik, jadi nggak bakalan macem-macem," ucap Danish.

"Palingan cuma satu macem," lanjut laki-laki itu.

"APA!?" Ucap Faricha, Resti dan Dhani bersamaan.

"Buset, paduan suara," celetuk Zulfikar membuat Romi terkekeh.

"Gue ikut!" Ucap Dhani. Lalu tanpa persetujuan, laki-laki itu langsung memasuki mobil di kursi depan, samping kursi kemudi. Danish mendengus kesal, lalu memasuki mobil dan duduk di samping Dhani.

"Terus, motor lo gimana?" Tanya Olan. Dhani menurunkan kaca mobil. "Lo bawa aja," jawab Dhani. Karena memang tadi pagi mereka berangkat bersama.

"Udah kan? Berarti kita let's go!" Seru Silva setelah merasa tidak ada masalah lagi.

Faricha memasuki mobil tepatnya di kursi belakang. Ia membuka kaca mobil, lalu memandang kearah samping.

"Lo… nggak apa-apa kan, kalo cewek sendirian?" Tanya Danish hati-hati. Faricha melirik sekilas kearah laki-laki itu, lalu berdehem.

"Dari pada berduaan sama kamu," jawabnya sedikit ketus.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang