Malas Membahas

120 22 0
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.

Happy reading, guys😆.

Maaf kalau nggak nyambung ya😂

※※※

Kita itu orang yang saling kenal dan pernah dekat, namun dipisahkan oleh ego.

°°°

Hari berlalu dengan cepat tanpa disangka-sangka dan tanpa ditunggu-tunggu. Semua berjalan dengan semestinya, namun disertai dengan bumbu-bumbu yang membuat beberapa hal berjalan dengan ketidakmulusan.

Banyak hal yang telah dirasakan, bahkan hingga terkenang di dalam otak.

Semuanya, Faricha ingat apa yang akhir-akhir ini ia lalui, bersama teman-teman, keluarga dan yang lainnya.

Tak terasa juga, hari ini sudah satu bulan sejak pertengkarannya dengan Deva. Kini, keduanya malah semakin erat saja persahabatannya. Kebahagiaan lebih mendominasi setiap peristiwanya, ditambah dengan segala bantuan-bantuan banyak orang untuk menyelesaikan masalahnya hingga menghasilkan itu semua.

Semua siswa kelas 10 di haruskan untuk melaksanakan kemah yang telah direncanakan oleh para penegak bantara, entah yang masih baru sampai yang sudah kelas 12.

Banyak siswa yang tidak begitu excited dan banyak pula yang sebaliknya, tergantung tingkat keminatannya dalam bidang ini.

Semua siswa kelas 10 dikumpulkan di aula untuk membahas alat-alat apa yang akan dibawa dua hari lagi, ketika kemah angkatan itu berlangsung.

Kemah angkatan adalah kemah yang dilaksanakan pada semester dua, yang hanya dipesertai oleh kelas 10, dan dinamakan kemah angkatan ini karena yang mengikuti adalah satu angkatan tersebut, dan angkatan Faricha adalah angkatan XIII.

Di depan sana, ada kakak kelas mereka yang akan menjelaskan apa yang akan dibawa dan dilakukan nanti. Siapa lagi kalau bukan ketua osisnya, Bilman. Laki-laki itu juga menyandang tingkatan penegak Laksana.

"Apa ada yang ditanyakan?" Tanya laki-laki itu, dengan tubuh yang menghalangi sinar monitor yang memancar.

Semuanya diam, berarti tak ada yang dipertanyakan.

Bilman menyerahkan semuanya pada kesiswaan, lalu perkumpulan pun ditutup dan semua siswa kelas 10 pun dibubarkan kecuali penegak Bantara dan Laksana.

"Kok aku nggak tau ya, bakalan ada yang seperti ini?" Tanya Resti saat Faricha, Resti dan Indana melangkah menuju kelas.

"Iya, kan waktu kita masuk sini, tidak ada yang ngasih tau kalau bakal ada kemah angkatan," jawab Faricha.

"Hai cewek-cewek," ucap Danish tiba-tiba. Laki-laki itu bersama dengan Kahfi yang hanya diam menampakkan wajah kalem, berbanding terbalik dengan Danish.

"Assalamu'alaykum," ucap mereka bertiga bersamaan.

Danish menggaruk tekuknya yang tak gatal, lalu tangannya menyenggol tangan kiri Kahfi, membuat laki-laki itu menatap Danish tak paham.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang