Akward

69 12 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhanmad wa'ala ali sayyidina muhammad.

Selamat membaca😊

°°°

Langkah kaki gadis dua itu menyusuri koridor sekolah. Sesekali mereka mengobrol dan bercanda ria, membuat beberapa orang yang mereka lalui melihat ke arah mereka.

"Cha, aku mau ke sana dulu, ya? Nanti kalau pulang tunggu di parkiran," ujar Deva yang dibalas anggukan oleh gadis itu. Netranya mengikuti Deva yang berlari menuju segerombolan teman seangkatannya dan berjalan ke arah kelas 12.

Tunggu ... kelas 12?

Berarti saat ini Faricha sudah kelas 11. Ia tidak menyangka akan secepat ini, pasalnya rasanya baru kemarin ia memdaftar bersama Furqon di sekolah ini, namun saat ini dirinya sudah satu tahun menimba ilmu di sekolah ini.

Langkahnya terhenti di belakang para siswa seangkatannya yang mengerumuni papan pengumuman yang dikhususkan untuk siswa kelas 11 IPS.

"Hei!"

"Astagfirullah ..." Faricha memegangi dadanya yang tiba-tiba berpacu cepat karena terkejut. Ia membalikkan tubuh ke arah orang tersebut yang malah cengengesan tanpa dosa.

"Assalamu'alaikum," salam Faricha.

"Wa'alaikumsalam."

"Lo kelas IPS berapa, Cha?" tanya Silva seraya memegang tali tasnya dan mengeratkannya.

Faricha menggeleng. "Belum tau, aku belum lihat."

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Silva menarik tangan Faricha yang mampu membuat gadis itu terpekik karena hal itu terjadi terlalu tiba-tiba. Silva menerobos gerombolan, sehingga mereka berdua bisa melihat kertas-kertas yang tertempel di papan pengumuman.

"Silvana ..." Silva mencari-cari namanya.

"Yes, gue di IPS 1," pekiknya girang. Lalu, jarinya mencari nama Sang pacar di list nama yang ada di kelas tersebut. Ia kembali memekik kegirangan ketika melihat Abdul Ghoni pada nomor dua.

"Yes, gue sama Ghoni sekelas lagi, Cha," ucapnya terlalu senang. Faricha hanya tersenyum, lalu mencari namanya.

"Va, kita sekelas," ucap Faricha senang. Namun, matanya kembali mengabsen satu persatu nama di list kelas tersebut. Ia bernafas lega ketika tidak menemukan dia di antaranya.

"Alhamdulillah."

"Kenapa, Cha?" tanya Silva.

"Eh, aku senang saja, kita bisa sekelas lagi. Apalagi Inda juga di sini." Jari telunjuknya menunjuk nama Indana Zulfa Husna yang berada pada list nomor 14.

"Eh iya, sekarang ke kelas, yuk!"

Faricha mengangguk. Lalu kembali bersusah payah untuk keluar dari kerumunan, dan berjalan menuju kelas mereka yang ada di lantai dua.

"Kamu tidak berangkat bareng Ghoni, Va?" tanya Faricha.

Silva menegok ke belakang, memelankan langkahnya agar Faricha bisa mengimbangi.

"Dia berangkat sama adik sepupunya yang baru masuk SMA," balasnya membuat Faricha mengangguk.

"Assalamu'alaikum," salam mereka tanpa mengetuk pintu, karena memang pintu kelas sudah terbuka sangat lebar.

Silva langsung berlari menuju ke arah pacarnya, lalu mendudukkan diri di kursi yang berada di depan meja laki-laki itu-karena kursi samping Ghoni sudah diduduki oleh seseorang.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang