Pulang (2)

76 10 0
                                    

Bismillahirrahmanirrahim

Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.

Selamat membaca

°°°

"Mbak beneran akan pulang hari ini?"

Sudah hampir sepuluh kali lisan mungil milik Nana menanyakan hal itu, dan selama itu pula Faricha membalasnya dengan anggukan.

"Kok cepet banget?" Nana memasang wajah sedihnya. Bagaimana tidak sedih, ketika sepupu perempuan satu-satunya hanya datang menemui kita dua kali dalam satu tahun, itupun hanya enam atau tujuh hari dalam sekali kunjungan.

Faricha tersenyum tipis. "Aku juga punya kehidupan lain yang harus kembali aku jalani, Na. Tenang saja, aku akan kembali ke sini, insyaAllah akan lebih lama dari biasanya," ucap Faricha membuat Nana kegirangan.

"Benarkah? Janji ya, Mbak?"

Faricha tersenyum. "InsyaAllah ..." balasnya kalem.

Gadis itu meraih ponsel pintar milik sepupunya, lalu mengotak-atiknya.

"Mbak Faricha lagi ngapain?" tanya Nana bingung.

Faricha menyodorkan ponsel pintar milik Nana kepada pemiliknya. "Aku sudah menyimpan nomorku di handphonemu, Na. Sekali-kali kita bisa telfonan atau video call."

Nana mengangguk antusias. Setelah itu, Farikhin datang membawa koper yang ia bawa sewaktu berangkat ke Semarang.

"Dek, barang-barangmu masukkan sini dulu," ujar lelaki itu seraya membuka koper yang ternyata sudah terisi barang-barang milik keluarganya.

Faricha mengangguk, lalu menata pakaiannya pada bagian kosong koper.

"Mas," panggil Nana.

"Iya?"

"Nanti kita foto bareng-bareng dulu ya, buat kenang-kenangan," ujar Nana. Lelaki itu tersenyum seraya mengangguk.

"Ide yang bagus itu," balasnya senang.

Mereka bertiga melangkah menuju halaman rumah Mbah Putri. Di sana sudah ada kedua orang tua Faricha dan kedua orang tua Nana, plus Mbah Putri tentunya.

"Assalamu'alaikum," salam mereka bertiga.

"Wa'alaikumsalam."

"Nana ngajakin fotbar sebelum kita pergi. Boleh ya?" izin Farikhin kepada kedua orang tuanya.

"Boleh lah, kenapa enggak," sahut Furqon senang.

"Ealah, Na. Sudah mau pulang kok diajakin main bola, nanti mereka ketinggalan pesawat," ujar Mbah Putri membuat yang lain tertawa.

"Fotbar Mbah, foto bareng. Bukan football," ujar Furqon lalu tersenyum. Ingin ikut tertawa, namun takut dosa.

"Oh ... gitu toh, anak zaman sekarang ada-ada saja," ucap Mbah Putri.

"Hayuklah, katanya mau fotbar," ajak Faricha.

Ia membuka ponsel pintarnya, lalu membuka aplikasi kamera.

FarichaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang