Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.
Selamat membaca😊
°°°
Hujan adalah anugrah yang diturunkan Allah, yang bersifat menyejukkan dan sangat patut untuk disyukuri karena kedatangannya memberikan kehidupan bagi seluruh penghuni alam, dan selalu dikenang dengan istilah, 'Meskipun berkali-kali jatuh, namun tidak pernah bosan untuk datang kembali.' Istilah yang menginspirasi banyak orang untuk tidak takut jatuh, dan jika jatuh, mereka akan kembali berusaha.
Tangisan langit itu masih setia turun di bumi, membuat sepuluh remaja itu hanya berdiam diri di salah satu kelas dengan menyatukan tiga meja menjadi satu, dengan dua kotak makanan berisi roti di tengah-tengah.
"Lo lahap banget, Rom. Yang punya belum makan itu," ujar Danish malas ketika melihat Romi yang makan bekal milik Faricha dengan lahap.
"Hujan-hujan bwegini tuh gue gampang laper, bawaannya pengen makan," sahut laki-laki itu seraya mengunyah roti berselai kacang dan coklat, hingga setelah ditelan, selai itu masih ada yang menempel di giginya.
"Makannya pelan-pelan kali, muncrat ke mana-mana makanan lo," nasehat Olan.
Sementara yang lain hanya melirik sekilas, lalu kembali menatap ke arah ponsel pintar masing-masing.
"Kalian main apa dah? Perasaan sinyal lagi jelek," tanya Romi bingung.
"Sinyal hape lo kali, sinyal gue mah lancar jaya," sahut Dhani, membuat Romi disoraki oleh Olan dan Ghoni.
"Nggak papa kali, sinyal gue jelek pas hujan sama mati listrik, yang penting kuota selalu penuh," elak Romi, lalu menutup kotak makan milik Faricha dan mendorongnya ke arah Sang pemilik.
"Makasih, Cha. Enak banget," ucapnya yang dibalas anggukan oleh gadis itu.
Faricha menahan diri agar tidak banyak bergerak. Tubuhnya terasa pegal-pegal dan nyeri, apalagi tadi pagi ia lupa menempelkan koyo cabe pada bagian tubuhnya yang sering kali ia aduhkan karena pegal dan sakit.
"Lo nggak makan, Cha?" tanya Danish, karena sejak istirahat, gadis itu hanya meminum teh tawar panas yang ia belikan di kantin. Sementara itu, Dhani melirik ke arah Danish, lalu beralih ke arah Faricha sekilas, kemudiam kembali menatap ke arah ponsel pintarnya, mencoba tak acuh meskipun hal itu sulit. Demi niat awalnya!
Faricha menggeleng. "Minum teh saja sudah membuatku kenyang," sahutnya seadanya.
"Kembung itu mah, ini makan!" pinta Danish seraya mendekatkan kotak makan milik Indana yang berisi roti yang masih tersisa dua ke arah Faricha. Gadis itu hanya melirik, lalu kembali menggeleng.
"Faricha lagi diet, ya?" tanya Olan. Sontak membuat yang lain menatap tubuh gadis itu, cukup ramping.
"Sembarangan kamu kalau ngomong, badan sudah seperti ini kalau diet bakalan jadi apa?" sahut Resti sewot.
"Tulang belulang," sahut Olan, lalu tertawa renyah.
Faricha hanya membiarkan, tidak ada niat untuk menghentikan tawa laki-laki itu. Beberapa saat kemudian, ia merasakan ada yang tidak enak pada dirinya.
"Teman-teman, aku mau keluar dulu, ya?" izinnya, membuat yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing pun menoleh ke aranya.
"Mau ke mana, Cha?" tanya Silva seraya meletakkan ponsel pintarnya di meja.
![](https://img.wattpad.com/cover/189364115-288-k277468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Fiksi Remaja(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...