Bismillahirrahmanirrahim...
Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.
°°°
"Kita itu beda, dan beda itu nggak sama."
Faricha Lutfia Izza
°°°
Faricha tak pernah sekolah naik sepeda sebelumnya. Ini adalah pertama kalinya ia sekolah naik sepeda--setelah terakhir kali ia lakukan saat SMP. Bahagia. Satu kata itu mendominasi hatinya saat menaiki sepedanya.
Sepeda miliknya ini masih nyaman dipakai meski usianya sudah tak baru lagi. Membantunya untuk menuju sekolah dengan lebih mudah.
Deva mengemut permen milkitanya, sesekali tersenyum kearah Faricha. "Kenapa nggak dari dulu aja sih, Cha? Kan kalau kamu dari awal gini, kan aku berangkatnya nggak bakalan sendirian," ucap Deva. Faricha terkekeh pelan. "Mana ada sendirian. Allah kan ada." Lalu gadis berhijab putih itu terkekeh lagi.
"Maksudnya sendirian dalam artian nggak bareng manusia lainnya gitu."
"Baru kepikiran saja. Kan pas awal-awal kesini, Bunda bilang sekolahnya dekat, jalan kaki sebentar sudah sampai. Jadi, aku jalan kaki lah."
Lalu mereka diam sampai sekolah. Setelah sampai, mereka langsung menuju parkiran, dan memarkirkan sepeda di bagian paling timur, yang ada beberapa sepeda.
Faricha pun baru tau, jika parkiran sekolahnya seluas ini.
Setelah itu, mereka berpisah. Karena Deva yang kelas 11, sementara Faricha kelas 10. Sesampainya di kelas, ia telah mendapati Indana, dua sejoli Ghoni-Silva, dan tentu saja Danish, laki-laki itu lebih sering berangkat awal sekarang.
Ia mengucapkan salam, lalu duduk di tempat duduknya.
"Resti belum berangkat?" Tanya Faricha pada Indana yang menatap ponselnya sejak ia masuk kelas. Indana hanya diam, masih menatap ponsel pintarnya.
Gadis itu pun berpindah, dan duduk di bangku kosong samping Indana. "In, kamu kok kemarin ninggalin aku gitu saja, sih?" Namun, Indana masih menatap ponsel pintarnya.
Faricha menghembuskan nafas kasar, lalu merebut benda pipih tersebut.
"Aaaa, Faricha!"
Faricha menatapnya kesal. "Aku dari tadi ngoming tidak didengerin," ucap Faricha. Indana merebut kembali ponsel pintarnya dari tangan Faricha.
"Kenapa sih, ponselnya ditatap terus?" Tanya Faricha. Indana kembali melihat ponselnya, lalu melihat kearah Faricha.
"Ini aku halu apa enggak sih?" Tanya Indana sambil menunjuk ponselnya. Faricha menaikkan alisnya, lalu memegang tangan Indana yang memegang ponsel untuk mendekatkannya agar bisa melihat apa yang ada di layar ponselnya.
Layar ponsel Indana menampilkan satu chat dengan nama Mr. Jutek dengan satu pesan.
"Dia siapa?" Tanya Faricha, pasalnya foto profil yang menchat Indana hanyalah gambar 'Persatuan Silat Setia Hati Teratai'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Genç Kurgu(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...