Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholli'ala sayyidina muhammad wa'ala ali sayyidina muhammad.
Happy reading
°°°
"Kamu?"
"Elo?" Ucap Faricha dan orang itu secara bebarengan dan menunjuk satu sama lain.
Faricha begitu kesal, mengapa orang ini bisa datang kembali? Padahal ia sudah pergi jauh dari kehidupannya dua tahun silam.
"Ngapain lo disini? Oh, lo mau nyolong kan, iya kan?" Mata Faricha terbelalak mendengar tuduhan pria di hadapannya ini.
"Enak saja, harusnya aku yang nanya, ngapain kamu disini?" Ucap Faricha dengan oktaf yang lebih tinggi.
"Eh, ditanya malah balik nanya. Jawab dulu pertanyaan gue, baru gue jawab pertanyaan lo," ucap pria itu semakin kesal.
"Ini rumah orang tua aku, dan aku tinggal disini," jeda sebentar, "terus... ngapain kamu disini?"
"Ya serah gue lah, mau kemana pun dan dimana pun, bukan urusan lo," ucap lelaki tersebut ketus.
"Dasar Danish sialan!" Umpat Faricha. Ya, pria itu bernama Danish, Danish Pratama, orang yang sukanya membully Faricha diwaktu masa putih birunya, namun saat kelas 9, Faricha pindah ke Bandung, jadi tak lagi bertemu dengannya.
"Apa lo bilang?" Ucap Danish dengan nada marah. "Ehm, tidak apa-apa," ucap Faricha santai.
"Gue nggak budek ya, gue denger apa yang lo umpatin untuk gue." Mata Faricha berotasi. "Sudah tau kenapa masih nanya?" Danish terdiam, lalu pergi meninggalkan Faricha. Ia tak ingin menambah masalah dengan gadis ini lagi.
***
Kaki Faricha berjalan dengan santai di koridor kelas 10. Ia sedang menuju ke kelasnya yang terletak di blok IPS yang hanya ditempati oleh kelas 10 IPS.
Terdengar suara riuh dari dalam kelasnya. Faricha penasaran, langsung masuk kelasnya, dan terlihat beberapa anak kelasnya mengerubungi seseorang lelaki, namun Faricha tidak dapat melihat lelaki tersebut dengan jelas, karena terhalang teman sekelasnya.
Ia menghampiri Resti yang tak ikut mengerubungi lelaki tersebut. "Ada apaan tuh, Res?" Tanya Faricha ketika ia telah menyimpan tasnya di meja, dan mendaratkan pantatnya di kursi tempat duduknya.
"Ada anak baru. Ganteng Cha," jawab Resti dengan tersenyum tipis, Faricha memutar matanya jengah.
Tak lama, bel masuk berbunyi cukup keras, semua murid pun berbondong-bondong menuju ke tempat duduknya masing-masing.
Guru pria, dengan kumis panjangnya, masuk ke kelas 10 IPS 2.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap guru tersebut.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."
Guru tersebut adalah Pak Junaedi, guru seni budaya. Ia mulai mengabsen satu persatu murid.
"Abdul Ghoni,""Hadir."
"Adibul umam,"
"Hadir."
....
"Zulfikar maulana,"
"Hadir."
![](https://img.wattpad.com/cover/189364115-288-k277468.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Faricha
Teen Fiction(Tamat) Belum revisi Faricha Lutfia Izza, seorang gadis yang cuek. Semua yang membencinya berbalik menjadi temannya setelah mereka menyakitinya. Semua orang yang abai padanya, menjadi temannya setelah ia berubah menjadi lebih baik. Dia, Faricha...