Bagian Satu

532 13 5
                                    

Ana mendengus keras ketika tidur nyenyaknya diganggu oleh suara berisik dari ponselnya. Demi Tuhan, dia baru saja tidur tiga jam, dan kini dengan brengseknya ada orang yang menelponnya. Masih dengan mata terpejam, dia meraih ponselnya di atas nakas, menggeser asal lalu menempelkan ponsel itu ke telinganya.

"ANAAAAAAAAA!"

Teriakan melengking dari seberang sana membuat Ana menjauhkan ponselnya. "Tai lo!"

"Gue telponin baru diangkat sekarang. Ke mana aja lo? Latihan meninggal?" tanya Kelly bersungut-sungut. Kenapa dia jadi yang marah? Harusnya kan Ana, waktu tidurnya jadi terganggu.

"Gue baru tidur tiga jam, Bitch!"

"Ngapain aja lo? ML sama Arga?"

Ana mendesis lalu membuka kedua matanya, perlahan dia duduk dan menyandarkan tubuh di kepala ranjang. "Bacot lo! Ada apaan nelpon gue, ha?"

"Nah kan bener tebakan gue. Lo pasti lupa nih kalo udah janjian sama kita."

"Janji apa?"

"Janji mau ke Bali hari ini. Denger? Inget?"

Ana menguap, kepalanya menengadah, pikirannya masih belum bisa berfungsi dengan baik. Butuh waktu sekitar satu menit baginya untuk sadar. "God! Gila gue lupa!" serunya tiba-tiba terkejut. "Lo gak bangunin gue sih, Kel!"

Kelly mendecih. "Eh Putri Tidur, ada kali gue dua jam nelpon lo tapi kagak diangkat."

"Terus lo sekarang di mana?"

"Tebak aja deh, kedengeran kan dari suasana berisiknya."

"Anjir! Lo udah di airport?!"

"Iya, pesawat take off dua jam lagi. Tiket lo sama gue."

"Apaaaaaa?!"

Akhirnya setelah memaksa untuk bergegas dan hanya mencuci wajah dan sikat gigi, Ana berhasil sampai di bandara satu jam sebelum take off. Setelah mendapat beberapa ceceran dari dua temannya akhirnya mereka melangkah menuju pesawat. Namun kali ini sedikit berbeda karena mereka menaiki kelas ekonomi alih-alih bisnis.

Liburan empat hari ini—liburan setelah Ujian Nasional—memang mereka manfaatkan untuk berlibur ke Bali, rencana ini baru terencana dua hari sebelumnya, Kelly bertugas memesan tiket, Karina memesan villa lalu Ana yang mengatur transportasi mereka selama berada di Bali. Mereka berniat pergi ke Nusa Dua, meskipun mereka sudah sering ke sana namun nampaknya tempat itu masih begitu melekat di pikiran mereka.

"Jadi kapan rencananya lo nikah sama Arga?" tanya Kelly begitu mereka sampai di luar bandara dan tengah menunggu mobil jemputan.

"Kalo gak Sabtu yang Minggu," jawab Ana sekenanya.

"Dih, gue nanya serius jugaan. Kapan woi?"

"Habis kelulusan."

"Terus ntar lo bakal tinggal di mana?" Karina mendekatkan wajahnya pada Ana.

"Gak tau. Kayaknya sih Kakek udah nyiapin rumah soalnya dia gak suka kalo gue tinggal di apartemen."

"Tuh mobilnya dateng. Pak! Pak!" Kelly melambai-lambai senang. "Tapi masih tetep di Jakarta, kan?"

Ana meletakkan kopernya di bagasi mobil seraya menjawab, "Gue iya, Arga gak."

"Jadi maksudnya lo LDR sama dia?" tanya Karina heran. Dia menutup pintu bagasi setelah semua koper masuk. "Emang dia mau kuliah di mana? Gak diluar negeri, kan?"

Ana menggeleng. "Dia mau ke Yogya."

"Ck! Masih aja tu anak nyari pendidikan yang lebih bagus. Gak mau ketinggalan banget apa gimana?"

Ana menghembuskan nafasnya berat ketika sudah duduk dan mobil itu melaju dari sana. Sejujurnya dia merasa berat jika nanti harus berhubungan jarak jauh, namun dia juga tidak mau pergi ke Yogya begitu saja tanpa dua temannya ini. Selain itu liburan ke Bali juga sebenarnya karena Ana memiliki alasan lain selain hanya liburan, alasan yang membuatnya menimang kembali keputusannya untuk menikah dengan Arga.

TMH 2 - Hold Me Tight ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang