Bagian 40

159 11 10
                                    

Hari ini adalah hari pertama pengenalan kampus setelah beberapa hari yang lalu dia dan mahasiswa baru lainnya menjalankan upacara dalam rangka hari kemerdekaan. Meskipun peraturan kampus melarang setiap mahasiswa baru membawa kendaraan tapi Ana tetap berkendara sendiri ke kampus.

Ana hampir tidak menduga jika hari pertama pengenalan kampus sudah mampu membuatnya dikenal beberapa kakak tingkat karena ekspresi wajahnya yang jutek. Jika saja Kelly tidak menahannya, Ana bisa saja segera tersulut emosi. Lalu pada hari kedua dan ketiga dia dan ketiga temannya datang terlambat, sama seperti MOS dulu.

"It won't be easy for us," ucap Karina ketika mereka bertiga tengah berada di salah satu restoran cepat saji. "Baru awal aja udah ada yang musuhin. Gila emang mereka."

"Goblok juga," tambah Ana, dia mengambil kulit ayam dari piring Kelly. "Emang ada yang salah sama muka gue?"

"Otak mereka yang salah. Jijik banget gue," kali ini Kelly menimpali. "Baik-baik sama kating, nanti mereka yang bakal bantuin. Eleh kentut."

"Anjing, gak ada yang butuh kating betingkah kayak gitu."

Karina mengangguk. "Full of shits. Dan besok kita bakal ketemu kating itu."

Ana memutar bola matanya malas. Besok adalah hari pengenalan fakultas, itu artinya Ana akan kembali bertemu dengan dua orang perempuan yang hampir membuatnya tersulut api. Ntah apa Ana akan bertahan atau tidak besok.

"Hari ini kita seneng-seneng aja sebelum besok." Kelly mengedipkan sebelah matanya.

Seperti yang sudah diduga, keesokan harinya Ana menyambut masalah dengan kedua tangan terbuka. Bermula dari lapangan fakultas, mahasiswa baru digiring untuk berada di jurusan masing-masing, lalu Ana dan kedua temannya yang memang tidak tergabung dengan mahasiswa baru jurusan Akuntansi—karena tidak hapal—harus mencari-cari. Beberapa orang memberitau mereka harus ke mana, namun pada satu sisi mereka akhirnya disesatkan hingga sampai pada fakultas hukum.

Sekitar sepuluh menit kemudian ketiganya baru sampai di aula A Akuntansi, mereka diberhentikan oleh beberapa kakak tingkat.

"Dari mana aja baru dateng?"

"Maaf Kak, kita telat," kata Kelly mewakili dua temannya yang lebih tidak bisa menahan emosi.

"Gue juga tau lo betiga telat. Emang gue buta? Kenapa bisa telat?"

Sementara Kelly menghadapi kakak tingkat yang menyebalkan, Ana berusaha menahan diri untuk tidak marah dan membentak saat itu juga. Kelly memang sudah memperingatinya bahwa masa ospek hanya sampai hari Jum'at, dan Ana harus bisa menahan diri, karena setelah ospek selesai maka mereka bisa melepasakan kepura-puraan mereka menghormati kakak tingkat.

Tapi ketika melihat sepasang makhluk menyebalkan yang mengakibatkan mereka tersasar tadi, Ana sudah tidak bisa menahan amarahnya. Dia menarik mundur Kelly.

"Lo kalo mau marah, marahin aja pasangan di belakang lo!" Telunjuk Ana mengarah pada dua orang tersebut.

Namun tentu saja mereka tidak peduli. "Harusnya lo yang sadar, kenapa jadi bawa-bawa kating? Pinter dikit, Dek."

"Tambahin sopan santun juga."

Ana memutar bola matanya, jangan dikira dia takut mencari musuh di kampus ini. Dia tidak peduli dengan status kakak tingkat atau apalah itu, baginya jika ada yang mengusik maka Ana tidak akan tinggal diam.

"Gue gak peduli sama orang-orang kayak lo," ucap Ana tajam. "Fuck!"

"Lo bener-bener gak sopan ya?!"

"Urusin nanti kalo udah pulang, gue masih ada urusan." Dengan tak acuh, Ana menarik kedua temannya memasuki aula tanpa peduli dengan empat orang yang marah di sana.

TMH 2 - Hold Me Tight ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang