Halo yang di sana!
***
Sekembalinya Ana ke rumah, dia melihat Mama yang mengajaknya untuk berbincang di kamar, di sana juga sudah ada Papa.
"Ada apa, Ma?" Ana duduk di pinggir ranjang, memerhatikan kedua orang tuanya.
"Ana, Mama minta kamu jujur sama Mama sama Papa. Sebenarnya gimana hubungan kamu sama Arga?" tanya Mama mengambil duduk di sebelah Ana.
"Jawab jujur Ana, Mama kamu tau ada yang salah," ujar Papa.
Ana menghembuskan napasnya. Dia memang sudah tau jika Mama memang memerhatikannya sejak lama, Mama pasti merasa anaknya sedang dalam masalah. Tapi Ana sama sekali tidak mau bercerita, tidak juga sekarang. Dia hanya ingin bercerita nanti, ketika semuanya sudah berada di gerbang akhir.
"Ana gak bakal cerita. Ini urusan Ana."
"Ana, tapi Mama khawatir sama kamu. Apa Arga kasar sama kamu selama ini?"
"Ma, Ana gak bakal cerita."
"Ana, Mama kamu khawatir. Papa juga khawatir. Beberapa hari ini Papa liat hubungan kamu sama Arga renggang. Ada apa?"
Ana menghembuskan napasnya lagi. "Emangnya hubungan Ana keliatan bermasalah?"
"Iya, udah gak kayak dulu lagi. Mama juga ngerasa kalo Arga udah nyakitin kamu. Jujur, Mama belum bilang sama Kakek soal ini, tapi Mama tau kalau kakek kamu sebenarnya juga udah tau," jelas Mama.
"Kalo Ana ada masalah sama Arga, Mama mau apa? Kan Mama juga yang setuju sama pernikahan ini. Padahal Ana yang jalaninnya."
"Bukan gitu, Sayang. Mama minta maaf kalau kamu luka ya? Mama minta maaf."
"Bukan salah Mama. Ini bukan salah Papa atau Kakek."
Mama segera memeluk tubuh anaknya penuh sayang. Sejujurnya dia begitu mengerti jika ada yang salah, namun ntah mengapa Ana malah tidak mau bercerita.
"Ana, kamu tau Papa gak bakal tinggal diam jika Arga benar-benar menyakiti kamu. Inget, sampai kapanpun kamu tetap anak Papa. Papa tidak mau melihat kamu menderita, Papa mau yang terbaik untuk kamu," ucap Papa penuh penegasan.
"Mama sama Papa bukannya gak peduli sama hubungan kamu, tapi kami cuma tidak mau ikut campur masalah rumah tangga kamu, Sayang."
"Mama benar. Tapi Papa bakal menindak Arga jika keterlaluan. Kamu hanya tinggal bilang sama Papa."
"Mulai sekarang Mama sama Papa gak akan maksa kamu lagi, Sayang. Mama tau kamu menderita. Maafin Mama sama Papa." Mama menitikkan air mata. "Maafin Mama."
Tidak tau mengapa Ana juuga ikutan menangis. Dia tidak akan bercerita. Belum saatnya.
***
Ana memakai syal yang senada dengan dress yang dia kenakan. Hari ini adalah hari pameran foto itu dimulai. Dia baru tau jika Evan termasuk salah satu photographer yang ikut dalam acara pameran foto itu. Ana memakai heels-nya lalu meraih cardigan yang tadi dia lempar ke atas ranjang. Sejenak dia melihat ke arah sofa tempat di mana biasanya Arga memerhatikan dirinya yang kini kosong.
Omong-omong soal Arga, laki-laki itu pergi ke Yogyakarta selepas pembicaraan mereka tiga hari yang lalu. Arga hanya memberitau bahwa di sana dia memiliki urusan kampus, namun Ana tau bukan itu alasannya. Arga sedang memberi waktu bagi dirinya sendiri sebelum mengutarakan hal yang sebenarnya nanti.
Setelah berpamitan, Ana beranjak dari rumah menuju lokasi pameran foto. Ditemani dengan lagu-lagu klasik menuju perjalanan, Ana bersenandung, dia juga membeli buket bunga untuk diberikan pada Evan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TMH 2 - Hold Me Tight ✔️
RomanceMAU DIBENERIN A sequel to Take My Hand 17+ (Terdapat kata-kata kasar dan attitude yang tidak baik) Status Ana kini sudah berganti menjadi istri dari seorang Arga. Ana mengira kehidupannya dengan Arga akan dilaluinya dengan baik-baik saja namun terny...