Bagian Lima

283 11 0
                                    

Ana mengerjapkan matanya sebelum akhirnya membuka keduanya, dia mengerang lalu mendesah berat. Tangan Arga masih setia memeluknya—sejak mereka tidur semalam—hingga kini. Dia menggeliat berusaha melepaskan pelukan Arga namun Arga kembali menariknya ke dalam pelukan.

"Ga, gue mau bangun."

"Nanti saja, Floana," balas Arga serak. Dia semakin mengeratkan pelukannya dan mencium leher Ana. "Saya masih rindu kamu."

Ana akhirnya hanya bisa menghembuskan nafasnya berat, dada bidang Arga yang telanjang itu menempel di punggungnya yang masih berbalut kaus. Arga memang begini setiap kali tidur bersama dengannya, cowok itu tidak akan membiarkan Ana pergi. Ana mengira jika Arga selalu bangun lebih awal darinya sehingga dia bisa mengantisipasi jikalau Ana pergi terlebih dahulu.

"Ga, udah lima menit. Lepas," ujar Ana kemudian. Di belakangnya Arga akhirnya menurut. "Gue laper tau!"

Arga menguap pelan, dia membuka kedua matanya lalu duduk bersandar di kepala ranjang. "Morning," ucapnya. "Saya belum puas meluk kamu."

"Belum puas gimana, sih? Udah lewat delapan jam lo meluk gue."

"Let's get married."

"Udah ditentuin kan Ga."

"Bisa dipercepat, gak? Saya ingin memeluk kamu dalam arti lain."

Ana mencibir, ntah sejak kapan mulut Arga sudah berani berucap begitu, bukan hanya mulut tapi juga dengan tindakannya yang selalu menggebu-gebu dan penuh dengan gairah. Ana beranjak dari sana, namun tubuhnya dipeluk oleh Arga dari belakang.

"See you around." Arga mengecup pipi kiri Ana sebelum akhirnya dia keluar dari kamar itu—pastinya sudah mengenakan kaus.

"Gimana? Lo gak lupa pake pengaman, kan?" sembur Karina cepat begitu Ana keluar dari kamar.

"Apa sih? Gue mau sikat gigi. Minggir ah!" Ana memlih berlalu untuk mencuci muka dan menyikat gigi. Dia melihat pantulan dirinya di cermin, sejauh mata memandang tidak ada tanda-tanda peninggalan Arga di tubuhnya, baguslah.

"Jadiiii gimana Ana?"

Ana mendelik sebal pada Karina yang masih saja tidak mau ketinggalan info itu. "Gue cuma tidur aja, Na. Gak sex!"

"Gila sih, Arga bisa gitu tahan tidur doang sama lo."

Karina tidak tau saja bagaimana sebenarnya Arga. "Kelly mana?"

"Beli sendal jepit, punya dia kan putus semalem karena lari-lari goblok."

"Ha? Kok bisa?"

"Bisa lah, dia itu nimpuk anjing pake batu terus dikejer. Gue juga jadi ikutan lari. Goblok emang dia itu!"

"Gosipin gue ya?" Kelly yang baru datang itu berujar, dia menutup pintu di belakangnya sebelum menghampiri dua temannya. "Ngaku aja deh. Apa yang lo bedua gosipin?"

"Lo yang kebegoannya muncul," tukas Ana.

"Ih apaan sih, gue kan cuma iseng aja. Eh iya An, titipan nih."

Ana melirik ke arah paper bag yang ditaruh Kelly di meja. "Dari siapa?"

"Nggak tau, gue cuma dikasih sama yang jaga villa."

Ana akhirnya melirik isi paper bag itu, namun empat mata yang lain terasa mengganggunya hingga dia harus membukanya di kamar. Dibukanya isi paper bag itu yang ternyata adalah sebuah kotak beludru berisi kalung berwarna perak dengan bandul sayap. Di dalamnya ada secarik kertas.

Temuin gue dipantai sore ini. Jangan lupa pake kalungnya

-V-

TMH 2 - Hold Me Tight ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang