Bagian 67

148 11 20
                                    

Halo, khalayak!

Gue update nih. Seneng kan lu?

***

Ana melihat pesan yang dikirim Arga tadi dan kembali tertawa, kesekian kalinya dia membaca pesan itu yang tidak berubah.

Bastard : Km langsung ke rumah aja. Aku reschedule penerbangan. Gak bisa menuhin janji. Maaf

Setelah menunggu dua jam di dalam restoran dengan sebuah minuman dingin, Arga mengiriminya pesan tersebut. Untung saja ketika setengah jam menunggu Evan datang menemani dan kini membawanya kembali ke rumah.

Menutup pintu mobil, Ana mempersilakan Evan untuk mampir tapi laki-laki itu menolak dan malah memeluk Ana.

"Brengsek!"

Tubuh Evan seketika tersentak ke belakang karena Arga datang dan segera menonjoknya. Ana berseru.

"Jangan berani nyentuh istri gue," Arga menggeram marah. "Masuk sekarang, Ana!"

"Gak usah cari masalah," kata Ana seraya menarik satu tangan Arga memasuki rumah namun Arga segera menepis dan ganti dia yang menarik Ana.

"Jelasin apa maksud semua ini, Ana?" Arga mengeratkan cengkramannya di tangan Ana hingga Ana meringis. "Jelasin!"

"Kamu yang harusnya jelasin, kenapa? Apa yang buat kamu reschedule segala?" Ana melepas jaket dan flat shoes-nya.

"Ada sesuatu yang penting."

"Apa? Kalisa lagi? Oh iya, aku lupa, dia kan penting banget dalem hidup kamu."

"Dia sakit dan masuk Rumah Sakit, aku harus ngejaga dia."

"Ooh gitu? Kamu keluarga dia? Emang gak ada yang lain yang mau jagain dia? Atau kamu sekarang udah jadi suami dia?"

Arga berdecak. "Itu gak penting, kamu harusnya jelasin yang tadi!"

"Mau kayak mana aku ngejelasinnya? Aku rasa kamu udah punya pemikiran sendiri."

"Ana! Aku bener-bener gak nyangka kamu masih deket sama Evan." Dia berbalik, mengambil ponsel di atas nakas dan membawanya ke hadapan Ana. "Ini apa?"

Ana memutar bola matanya, dia memang sengaja tidak menyembunyikan ponsel itu lagi. "Itu hape dari Evan."

"Biar dia lebih leluasa ngehubungin kamu? Sejak kapan?"

"Udah lama."

"Are you cheating on me?"

"Salah kalo aku mau temenan sama Evan?" Ana bertanya balik. "Aku rasa gak, kamu aja bebas bisa nyentuh Kalisa, kenapa aku gak?"

"Anjing!" Dengan marah, Arga membanting ponsel itu ke lantai hingga pecah. "Dia Evan, gak bisa kamu samain gitu aja. Kalo kamu deket sama dia berarti kamu selingkuh."

Ana terkekeh pelan, "Ya, aku selingkuh sama Evan. Aku sering keluar sama dia. Aku suka pegang-pegangan sama dia. Aku pelukan sama dia. Puas kan? Itu kan yang mau kamu denger?"

Kedua mata Arga berkilat marah penuh emosi, namun Ana tida peduli. "Kamu harusnya inget status kamu, jangan lagi kamu buat masalah, jangan lagi kamu berani-berani deketin Evan."

"Terus kamu apa? Apa karena kamu jelas-jelas suka sama Kalisa makanya kamu boleh nempel dia terus? Kamu boleh manja-manja sama dia terus? Sumpah, aku gak tau harus pake bahasa apa lagi ngomong sama kamu."

"Apa yang udah dia sentuh dari kamu? Bagian mana aja yang udah dia sentuh?"

"Gak—apa-apaan sih kamu?!" Ana berseru karena Arga memegang pundaknya kasar. "Kasih aku satu alasan kenapa aku gak boleh deket sama Evan? Bukan alasan karena dia suka sama aku, yang lain."

TMH 2 - Hold Me Tight ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang