Bagian 45

159 10 8
                                    

Dah gue tag mature ya btw.

***

Ana hampir saja melempar ponselnya ke dinding ketika tau bahwa Arga semalam mengabaikan telponnya karena tengah menonton konser musik bersama dengan Kalisa. Memang bukan hanya dengan Kalisa seorang tapi ada beberapa teman lainnya namun video yang diunggah di story Instagram milik Kalisa memperlihatkan betapa dekatnya mereka. Bernyanyi bersama, bahkan Arga dengan santai merangkul Kalisa.

Damn.

Keputusan Ana membeli akun Instagram salah satu teman sekelasnya ketika SMA ternyata tidak sia-sia. Akun yang mengikuti Instagram Kalisa itu seakan membongkar semuanya. Perempuan itu sudah gila Ana rasa, karena sesuatu yang dia unggah nampaknya harus selalu ada sosok Arga di dalamnya.

"Rangkul aja tu cewek nyampe mampus!" Ana berseru pagi itu ketika Arga menelpon. Dia mengancingkan kemejanya.

"Floana maaf aku—"

"Bodo amat. Aku gak peduli. Terserah kamu mau nonton konser musik atau konser orang mati juga aku gak peduli!"

Arga mendesah berat, dia bingung harus bagaimana. "Aku tau aku salah karena gak ngomong dulu sama kamu dan semalem aku... aku juga agak mabuk."

Bagaikan tersambar petir, Ana mendesah keras. Mabuk Arga bilang, hebat sekali suaminya ini. "Karena mabok jadi alesan kamu ngerangkul dia. Abis itu apa?"

"Aku pulang. Aku gak ke mana-mana lagi."

"Anjing!" Dia mengumpat karena Arga juga karena tali sepatu yang dia ikat ternyata salah. "Kamu itu emang gak peka jadi orang."

"Floana, aku bener-bener gak ngapa-ngapain lagi. Maaf kalo sikap aku buat kamu marah, aku janji—"

"Talk to my hand!" Ana segera berlalu tanpa membawa ponselnya yang tergeletak di atas ranjang dengan masih tersambung pada Arga.

Ana tidak peduli, biar saja Arga menghubunginya sampai ponsel itu rusak. Ana tidak peduli. Lebih baik dia segera bergegas ke kampus.

"An. Anaaaa."

"Eh apa?" Ana celingukan mencari siapa yang memanggil.

"Tugas Bahasa Indonesia, lo mau bagian apa?"

"Terserah. Apa aja." Ana hampir tidak bisa berkonsentrasi ketika mata kuliah umum ini berlangsung, bahkan ketika dia duduk berkelompok.

"Lo nyari materi aja ya, nanti gue share di grup."

Ana mengangguk lalu pikirannya kembali berkelana sementara seisi kelas tengah sibuk dengan tugas masing-masing.

Ana kembali ke rumah Kakek siang hari itu dan dia terkejut melihat Arga sedang berbincang dengan Mama di ruang tengah. Ana melengos segera memasuki kamar namun Arga tidak menyusulnya. Tak ada percakapan sama sekali antara dirinya dan Arga, bahkan ketika makan malam tiba, Ana hanya diam. Barulah ketika keduanya berada di dalam kamar, Arga buka suara.

"Maafin aku Floana. Aku gak akan ngasih alasan apapun dan kamu berhak marah sama aku."

Ana duduk di sofa berjauhan dengan Arga, dia diam.

"Marahi aku semau kamu. Aku tau aku gak ngertiin kamu dan perasaan kamu. Aku... aku emang salah karena deket sama Kalisa, tapi—"

"Kamu mabuk dan semua itu murni karena kamu hampir gak sadar."

Arga menunduk merasa bersalah.

"Ck, kamu bisa marahin aku karena ada kating iseng, tapi kamu sendiri gak nyadar sama sikap kamu, Ga! Aku bener-bener gak ngerti sama jalan pikiran kamu."

TMH 2 - Hold Me Tight ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang