|PROLOG|

22.3K 1.6K 1.4K
                                    

SELAMAT DATANG DI CERITA PERTAMAKU DI WATTPAD!

SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITAKU INI :)

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, DAN SHARE CERITA INI KE TEMAN-TEMAN KALIAN


~ HAPPY READING! ~

***

"Jatuh cinta ke orang yang tak lama bertahan hanya bisa menambah tangisan,"

***

HARI semakin senja. Matahari menenggelamkan dirinya agar berganti malam. Lelaki itu menghela napas berat seraya menatap langit yang mulai gelap.

"Dav, sini dulu yuk," ajak seorang wanita paruh baya yang adalah ibunda David, Marina.

David mengganguk pelan sambil beranjak dari kursi dan mengekori Marina dari belakang seraya tertunduk lesu. Pasti sesuatu yang buruk akan menimpanya.

"Mama mau ngomong sama kamu, ini serius," raut wajah Marina terlihat serius ketika mereka terlibat pembicaraan.

Mereka langsung berbicara. Tak ada senyum maupun tawa dari awal cerita. Yang ada hanyalah air mata yang terus berlinang dari keduanya.

Di akhir pembicaraan, David menyeka air matanya yang sudah membasahi pipinya. Lagi-lagi, Tuhan memberikannya cobaan kedua setelah bertahun-tahun ia menutupinya. Kini, ia harus menerima dirinya seperti ini seperti yang Tuhan kehendaki. Yang bisa ia lakukan adalah terus bersabar dan tersenyum di setiap waktu.

***

"JESSIE, gue dapet satu followers lagi di Instagram!" Agam berlari kencang seperti kuda ke kamar Jessie seraya jingkrak-jingkrak kegirangan.

"Bangga amat kek gituan. Lihat nih, followers gue yang udah banyak aja gue biasa-biasa aja," jawab Jessie sembari menunjukkan angka followers-nya.

Agam baru saja membuat akun baru Instagram. Tentu saja, followers Agam sudah pasti Jessie dan Bundanya. Daripada mematahkan kebahagiaan sang kakak, lebih baik mulutnya di kunci.

"Belum sampe sehari gue udah dapet satu followers, lo apaan?" Angkuh Agam sambil membuka pintu kamar Jessie hendak keluar dari kamar yang seperti kapal pecah itu.

Jessie membuang napas kasar dan berusaha mengendalikan amarahnya. Kakaknya memang hebohnya sudah membuat satu dunia bergelora.

***

David membuka pintu yang sudah lama ia tinggalkan bersama kenangan lamanya. Pintu yang akan membuatnya menangis dan teringat masa-masa kelam itu.

David menyalakan lampu dan berjalan pelan menuju piano yang ada di depannya. Sudah berdebu dan kotor. Namun, sekali ini saja ia ingin bernostalgia mengingat kenangan manis yang masih terukir di ingatannya.

"Not la itu yang ini, Dav," pria paruh baya itu memangku putranya dan mengajarinya bermain piano.

David kecil menekan tuts piano asal. Menciptakan irama aneh yang tak sesuai dengan instruksi Papanya.

"Ya ampun, begini David," pria itu mendekatkan tangannya dan memainkan lagu klasik yang tak diketahui David kecil.

David kecil memanyunkan bibirnya seraya mengacaukan permainan indah ayahnya. "Ini itu lagu bagus papa," ucapnya sambil menekan tuts piano asal.

Pria itu hanya bisa tersenyum.

David mengingat waktu itu seraya lagu Perfect milik Ed Sheraan dengan pianonya. Ia meneteskan air matanya yang tak dapat dibendung lagi. Tuhan sudah merenggut ayahnya dari keluarganya. Apakah Tuhan juga akan mengambilnya?

Pikirannya semakin kacau. David berhenti menekan tuts piano dan keluar dari ruang musik itu. Tubuhnya tak dapat seimbang dan matanya mulai buram. Ia jatuh tak sadarkan diri.

To Be Countinued

A/N: Terima kasih sekali lagi yang sudah membaca!

Jangan lupa vote, komen, dan share cerita ini ke teman-teman kalian ya :)

Q: Siapa nama lengkap Jessie guys?

Unforgettable Memories [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang