"88, 89, 90,... 98!. Target kita tercapai!. Kita bahkan melampauinya!. Aku bisa membeli flute hari ini, terima kasih Nagato. Kau sangat membantuku, apalagi dengan lagu-lagumu yang bagus tadi, banyak penonton yang menyukainya, aku bahkan belum pernah mendengar lagu seperti itu sebelumnya." Ryosuke berkata dengan bersemangat dan terus memuji Nagato tentang betapa bagus dan uniknya lagu-lagunya tadi.
Sebenarnya itu bukan lagu miliknya, dia hanya mengcover. Kebanyakan lagu yang dimainkannya merupakan ost dari berbagai anime. Seperti Blue bird dari Naruto, Unravel dari Tokyo Ghoul, Kamado tanjiro no uta dari Kimetsu no Yaiba, hingga Sasageyo dari Shingeki no Kyojin. Dan banyak lagi.
Yah, Nagato tahu semua lagu itu karena paksaan belajar dari teman sekamarnya yang wibu tulen. Jadi setiap kali teman sekamarnya melihatnya memegang gitar, maka orang itu akan memintanya memainkan lagu-lagu itu.
Dan menurutnya yang paling menantang adalah lagu-lagu dari Tokyo Ghoul. Karena kebanyakan lagu yang digunakan sebagai ost beraliran agak keras seperti rock/metal.
Nagato hanya menampar angin dan menganggap itu tidak masalah. Lagi pula dia juga menyukai lagu-lagu itu. Ternyata meskipun banyak bangunan terkenal yang sama dengan dunianya seperti menara Eifel atau patung liberty, tapi untuk seni terutama musik, sepenuhnya berbeda dengan dunianya. Maka dari itu banyak lagu populer di dunianya yang tidak ada di sini.
Mungkin dia akan dianggap sebagai pencipta lagu di sini, padahal dia hanya mengkovernya.
"Ayo Nagato, temani aku memilih flute yang bagus. Aku yakin kau bisa membantuku memilih." Ryosuke menarik tangan Nagato langsung menuju pusat kota.
Padahal ini sudah gelap. Matahari telah tenggelam beberapa saat yang lalu. Nagato juga merasa lelah karena mereka tampil lebih dari biasanya hari ini. Tapi melihat wajah bersemangat Ryosuke, Nagato hanya menghela nafas lelah lalu mengikuti arah tarikan Ryosuke.
Mereka menaiki bus menuju pusat kota. Ini waktunya pulang kerja sehingga banyak penumpang di dalam bus hingga penuh. Ryosuke mendesak masuk dan menarik Nagato. Mereka tidak mendapat kursi jadi mereka berdua berdiri. Ryosuke menyisakan cukup ruang untuk Nagato supaya tidak sesak dengan menggunakan badannya sendiri.
Setengah jam mereka berdiri. Hingga akhirnya mereka sampai di tujuan mereka. Ryosuke segera memasuki toko dengan Nagato di belakangnya. Banyak alat musik terpampang di depan mata. Wah, harganya memang tidak main-main. Sangat mahal.
Terutama biola yang dilihat Nagato ini. Harganya benar-benar bisa membelikannya susu selama tiga tahun. Nagato yakin itu.
Mengingat susu, Nagato ingat jika sejak sore tadi mereka berdua belum makan apapun. Selesai mengamen mereka berdua langsung menuju kesini tanpa sempat istirahat dulu. Nagato sekarang bisa merasakan jika perutnya minta diisi.
Nagato melirik Ryosuke yang melihat-lihat flute. "Menurutmu mana yang lebih baik Nagato?." Ryosuke bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada alat musik dihadapannya.
Nagato juga membantu Ryosuke memilih alat musik. Setelah dia dan Ryosuke berdebat beberapa kali karena pilihan asal Ryosuke, mereka akhirnya membeli sebuah flute berwarna perak yang terlihat baik.
Dalam perjalanan menuju halte bus, perut Ryosuke berbunyi. Kruuyuuk. Dan Ryosuke langsung tertawa setelah mendengarnya. "Ya ampun, haha. Kita lupa makan sejak tadi. Kenapa kau tidak mengatakan padaku, Nagato?. Apa kau tidak lapar."
Nagato lapar, sangat lapar hingga merasa perutnya melekat ke tulang punggungnya. Tapi Ryosuke masih terlihat fokus memilih flute tadi. Jadi Nagato hanya bisa menyembunyikan rasa laparnya dan segera membantu Ryosuke memilih supaya mereka bisa segera makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
Hayran KurguSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...