Nagato masih setia berdiri di sana tanpa bergerak. Kata-kata Aizawa-sensei berputar-putar di telinganya.
Tanpa sadar Nagato tidak menyela sedikitpun saat Aizawa-sensei mengucapkan semua itu. Aizawa-sensei telah pergi, hanya menyisakan Nagato di depan nisan.
Angin berhembus kencang membawa awan hitam. Dan Nagato hanya menikmatinya.
Terlalu bergantung pada Ryosuke?.
Nagato mengerutkan kening setelah mendengar perkataan itu. Kemudian dia menyadari, hal seperti itu tidak akan mungkin dia lakukan.
Sebagai orang dewasa dengan pikiran normal yang berasal dari dunia nyata. Mana mungkin mau menyimpan mayat dan membawanya kemana-mana. Kecuali kalau dia memang sudah gila. Benar kata Aizawa-sensei, hanya orang tidak waras yang akan melakukan itu.
Sekarang dia sadar, jika emosi dan pikiran aneh yang sudah dia lakukan selama ini merupakan pengaruh dari tubuh 'Nagato' sendiri. Mungkin karena dia menempati tubuh 'Nagato', dia juga ikut terpengaruh emosi dan kebiasaannya.
Apakah begitu?. Saking dalamnya keinginan 'Nagato' untuk teman membuatnya menyimpan mayat Ryosuke dan menjadikannya 'boneka'?.
Ini jelas karakter 'Nagato' sendiri sudah melenceng dari kata normal. Dapat dipastikan, jelas jika emosi ini merupakan efrk samping dari kehidupannya dalam masalalu. Tinggal dengan orang tua palsu yang terus menyiksanya. Sangat takut bahkan hanya untuk membuka pintu kamar. Jika bukan teman, apalagi yang diinginkan 'Nagato'?.
Jika dilihat, Ryosuke memang merupakan teman pertamanya. Dan dengan pengaruh dari emosi 'Nagato', dia membuat Ryosuke menjadi boneka dan tidak membiarkan mayatnya beristirahat dengan tenang.
Hanya satu hal yang masih mengganjal. Dia melakukan semua ini karena pengaruh emosi 'Nagato' yang tertinggal di tubuh ini. Atau 'Nagato' sendiri yang mempengaruhi pikirannya hingga berbuat seperti itu.
Jiwa 'Nagato' sendiri tidak pernah diketahui keberadaannya sejak dia menempati tubuh ini. Apakah 'Nagato' mati?, atau hanya menghilang?.
Dia curiga 'Nagato' belum mati. Dengan bukti ada beberapa saat dimana tubuhnya akan bergerak sendiri tanpa dia harus berpikir. Awalnya dia selalu berpikir itu hanya refleks. Tapi jika dipikirkan lagi, itu mungkin juga berarti hal lain.
Nagato berkeringat dingin saat memikirkan hal itu, kemudian menelan ludah. Atau jangan-jangan, jiwa 'Nagato'sendiri masih ada di dalam tubuh ini?.
Apakah selama ini..., 'Nagato' selalu mengawasinya?.
Angin berhembus semakin kencang dan hujan mulai turun. Menambah hawa merinding yang merayap pada diri Nagato.
Hujan semakin deras. Nagato merasa dingin, kulit kepalanya kesemutan. Tubuhnya bergetar ringan dan tangannya berkeringat dingin.
'Nagato' mungkin tidak mati. Tapi dia bersembunyi di dalam dirinya. Mengawasi semuanya dalam diam.
Nagato mengusap rambut basahnya dengan tangan gemetar ringan saat memikirkan kesimpulan itu.
"Apa kau sudah puas merenung disini?." Aizawa-sensei berjalan mendekat dengan membawa payung hitam.
Nagato mendongak melihat Aizawa-sensei. Wajahnya sekarang pucat karena sempat takut dengan kesimpulannya sendiri. Hujan yang membasahi wajahnya terlihat seperti air mata.
Aizawa-sensei melihat wajah pucat Nagato dan tubuhnya yang menggigil. Terlihat seperti anak kecil yang menangis karena ditelantarkan. Sudut dalam hatinya terasa tergerak karena pandangan ini.
Apa kata-kataku tadi terlalu keras?. Huh, memang meskipun terlihat dewasa, masih tidak bisa dipungkiri jika bocah ini memang hanya anak kecil. Aizawa-sensei menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...