Chapter 36

2.1K 371 14
                                    

Halo semuanya!!😋😋

Hari minggu nih, pada ngapain di rumah?, Atau malah jalan-jalan?😄😄😄

Yang pasti harus menikmati hari libur ini. 😁😁😁
Ok langsung aja

Selamat membaca 😄😄😄

****





××××

Midoriya tersenyum dari kejauhan setelah melihat Nagato mulai berinteraksi dengan anak-anak disana. Meskipun kebanyakan anak-anak itu tidak seumuran Nagato, dan kebanyakan lebih muda. Tapi Midoriya rasa Nagato lebih baik herus bermain dengan anak-anak dari pada berkeliaran sendiri.

"Deku-kun?,"

Midoriya menoleh pada panggilan itu. "Uraraka-san?,"

"Kau tinggal disini?."

"Bagaimana kau bisa sampai kesini?." Mereka berkata secara bersamaan.

"Hahaha," Midoriya tertawa canggung dengan wajah yang merona. Uraraka juga ikut tertawa.

"Bagaimana kita bisa berkata secra bersamaan?. Haha," Uraraka terdiam setelah mengatakan itu.

Hening.

Angin berhembus, meniup sedikit hawa panas menjelang musim panas. Namun ada suasana aneh diantara dua orang yang saling terdiam itu. Keheningan yang canggung.

"B-bagaimana jika kita duduk dulu." Midoriya bertanya dengan gugup.

"Ya tentu. Disana." Uraraka menunjuk kursi taman.

Mereka berdua duduk di masing-masing ujung kursi. Meskipun terasa panas, tapi tempat itu di bawah naungan pohon. Terasa nyaman setiap kali ada angin yang lewat.

"Jadi, bagaimana kau bisa sampai disini Deku-kun?. Apa kau juga tinggal di sekitar sini?." Uraraka bertanya dengan santai. Kakinya berayun-ayun di kursi taman. Terlihat sangat menikmati suasana hari minggu.

Tempat itu tidak sepi dan cukup ramai mengingat itu hari libur. Banyak juga orang yang berjalan-jalan, berolahraga, atau hanya sekedar duduk-duduk santai seperti mereka berdua.

"T-tidak, aku kesini karena alamat dari-" Midoriya seketika menutup mulutnya. Hampir saja dia mengatakan alamat All Might barusan.

Midoriya menyadari jika orang-orang disini tidak ada yang menyadari kalau All Might tinggal disini. Jika Midoriya sampai membocorkannya, lingkungan disini pasti akan sangat heboh. Mengingat All Might masih memegang peringkat sebagai hero nomor satu.

"M-maksudku, aku kesini..., Untuk menemui Nagato-kun." Midoriya dengannragu menjawab.

"Nagato-kun?, villain-, ah, maksudku, anak yang akan kita selamatkan?." Uraraka berbinar. Setelah semenjak kemarahan Aizawa-sensei dulu sebelum magang. Semua orang di kelas sudah setuju dan membulatkan tekadnya untuk membantu menarik Nagato keluar dari kegelapan.

Yah, kecuali dua orang yang pendapatnya dipertanyakan tentu saja. Bakugo dan Todoroki. Jika Bakugo menyatakan akan ikut misi Nagato dengan amarah sehingga ke-iklasannya dipertanyakan.

Sementara Todoroki..., dia berkata seperti ini. "... Akan aku pikirkan." Kemudian Todoroki keluar dari kelas dengan ekspresi biasa. Kata-kata itu artinya iya atau tidak?. Kebanyakan orang masih tidak mengetahui jawaban yang sebenarnya dari kata-kata Todoroki itu.

"Dimana dia?, Nagato-kun?." Uraraka bertanya dengan semangat.

"Yah, dia disana. Aku meminta Nagato-kun untuk bermain dengan anak-anak lain." Midoriya menunjuk taman bermain yang ada di taman itu. Dia merasa agak kewalahan dengan tatapan antisipasi  Uraraka.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang