Chapter 58

1.2K 230 9
                                        

Peringatan! akan ada banyak kata 'tiba-tiba' dalam chapter ini!. Harap persiapkan mental untuk tidak emosi:)

Happy reading.


###

Sekali lagi pers di lakukan UA untuk meredam rumor negatif yang terus berkembang semenjak hilangnya Bakugo.

"Saya sebagai wali kelas dari Bakugo mengaku lalai atas kejadian yang telah menimpa murid-murid kami. Maka dari itu saya benar-benar meminta maaf." Aizawa-sensei membungkuk sangat rendah di hadapan banyak sorotan kamera. Kemudian diikuti Vlad-king dan Nezu juga ikut membungkuk.

Dengan latar belakang suara tv Shigaraki berbalik menatap Bakugo. "Lepaskan borgolnya. Dia bagian dari kita sekarang."

"Serius?." Dabi mendekati Bakugo dengan ragu. "Bagaimana jika anak ini mengamuk?."

"Semua anggota diperlakukan setara. Tidak perlu diskriminasi." Shigaraki mengabaikan wajah kesal Bakugo.

"Baik terserah." Dabi dengan santai membuka ikatan di kursi sementara yang lain mengawasi. Padahal belum lama sejak pertengkaran dengan 'Nagato' tadi.

Bakugo mungkin memasang wajah sangar. Tapi sikapnya masih tenang saat borgol dilepaskan. Kemudian kejadian yang setelahnya adalah hal yang lain lagi.

Tanpa takut Bakugo langsung menerjang ke arah Shigaraki. Dabi yang belum bisa bereaksi namun Mr Compres mengejarnya. Dengan satu tangan menyangga dagunya Toga tersenyum manis saat mengambil pisau dengan satu tangan lainnya.

Karena tertegun atau mungkin tidak peduli, tapi Shigaraki masih tidak bergerak dari tempatnya.

Memanfaatkan kesempatan itu Bakugo langsung mengeluarkan ledakan tepat di wajah Shigaraki. Tapi sayangnya itu masih meleset karena Mr Compres berhasil menarik tangannya yang lain membuatnya kehilangan kesempatan untuk menghancurkan wajah Shigaraki.

Seketika sunyi. Karena semua orang melihat wajah tertegun Shigaraki.

Selama ini, meskipun itu di dalam ruangan atau pertemuan, Shigaraki tidak pernah melepaskan tangan di wajahnya. Kali ini semua orang telah melihat wajah Shigaraki. Tapi orang itu tidak menunjukkan ekspresi yang baik saat ini.

'Tamat'.

Inilah pikiran orang-orang di dalam bar saat menatap Bakugo. Mungkin Shigaraki akan benar-benar membunuh Bakugo kali ini tanpa memperdulikan apapun.

Lengan bajunya terbakar bersama dengan meja tempatnya bersandar. Tapi Shigaraki hanya menatap topeng tangan yang terjatuh di tanah. Jari-jarinya berkedut ringan saat berbisik. "
... Ayah."

Dengan tenang Shigaraki mengambil topeng itu dan mengenakannya kembali. Di balik sela-sela jari mata merahnya menatap tajam Bakugo. "Kau...,"

*Tok tok tok

Kalimat Shigaraki terpotong oleh ketukan pintu yang tiba-tiba. Semua orang menoleh, melirik pintu masuk yang tertutup.

Ini malam hari. Dan merupakan jam buka bagi sebagian bar. Tidak perlu mengetuk pintu jika ingin masuk ke dalam. Semua orang memperhatikan keanehan ini.

"Pizza ....!" Suara terendam kemudian terdengar dari balik pintu.

Kurogiri, Magne, Toga menatap pintu tanpa berkedip. Dabi dan Mr Compres saling berpandangan. Sementara Shigaraki menyipitkan matanya.

"Apa yang-...!"

*Gubrak!!

Sebelum Dabi menyelesaikan umpatannya, tiba-tiba tembok di belakang dua orang itu runtuh membuat lubang besar. Dengan cepat sebuah siluet tipis masuk melalui reruntuhan kemudian langsung menyerang Kurogiri. Diikuti uluran kayu panjang yang lentur yang langsung mengikat semua orang.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang