Chapter 56

1.3K 257 14
                                    

"Selamat datang," Satu-satunya yang menyambut 'Nagato' adalah suara suram Shigaraki. Sementara yang lain hanya menatapnya.

Sebenarnya orang-orang itu hanya terkejut melihat orang yang dimaksud Shigaraki adalah anak kecil yang paling dibencinya.

Melihat mereka masih tertegun menatapnya 'Nagato' bingung. "... Apa aku melewatkan sesuatu?."

"Tidak, belum. Kau belum melewatkan apapun." Shigaraki dengan santai mematikan laptopnya.

"Jadi..., kau kesini karena tidak tahu harus menuju kemana?." Shigaraki memutar kursinya menghadap tamu yang baru datang. "Kau tahu apa artinya pilihanmu ini bukan?. Selamat bergabung kembali Yoshihiro. Ayo beri sambutan untuk anggota termuda kita."

Shigaraki bertepuk tangan dengan santai seakan benar-benar menerima 'Nagato' dan nada bicaranya yang tidak menyenangkan tadi menjadi ilusi.

Toga bertepuk tangan dengan bingung begitu juga dengan Twice setelah melihat bolak-balik antara Shigaraki dan dua orang baru.

Dabi yang pertama menyambut 'Nagato' dan Ryosuke. "Jadi, haruskah aku panggil kalian senior?. Kalian yang pertama kali bergabung bukan?."

"Selamat datang, maaf untuk yang terakhir kalinya. Pertemuan pertama kita agak memalukan." Mr. Compres mengangkat tangan mengingat pernah jatuh di atas Nagato kemarin.

"Apa?!, aku tidak mau memanggil bocah itu senior!." Twice menggeleng dengan keras.

"Aku juga tidak mau. Dia lebih muda dariku. Dan mungkin lebih lemah." Toga menyipit dengan tidak suka saat mengusap pisaunya perlahan.

Tiba-tiba pisau lepas dari tangannya dan menyerempet lehernya sendiri. Membuat garis merah tipis yang mengeluarkan sedikit darah.

"Kalimat terakhirmu tadi..., katakan sekali lagi." Pisau toga melayang-layang di telapak tangan 'Nagato'. Siap meluncur menuju sasaran seperti anak panah di ujung busur.

"Dan itu akan menjadi kalimatmu terakhir."

Toga mengerucut dengan penuh kebencian. Pisaunya yang dia usap dengan penuh kasih sayang kini menjadi kotor setelah di sentuh orang lain. Tangannya menggenggam siap meluncurkan pisaunya yang tersembunyi. "Kembalikan pisauku."

Dabi menyingkir diam-diam berdiri di samping Bakugo yang terikat. Berharap mendapatkan pertunjukan yang bagus dari sini.

"Berhenti, sudah cukup. Kembalikan pisaunya Yoshihiro. Kau punya banyak besi bukan?."

"Tapi besi untuk ini juga milikku. Apapun yang berasal dariku, akan tetap menjadi milikku tidak peduli bentuknya berubah menjadi apa." 'Nagato' masih bermain dengan pisau di tangannya.

"Jangan mempersulit, Yoshihiro." Alis Shigaraki di balik topeng tangannya mengerut.

'Nagato' mengangkat bahu tidak peduli.

"Baik, jika Toga menarik kata-katanya tadi. Kau akan mengembalikannya?. Toga?," Shigaraki melirik Toga.

Toga masih mengerucut tapi kemudian mengalihkan pandangannya. "Baik, aku tidak akan mengatakannya lagi."

'Nagato' dengan mudah mengembalikan pisau tanpa menyentuhnya. Kemudian menepuk pundak Ryosuke yang sejak tadi masih belum menurunkannya.

Ryosuke berjalan melewati Shigaraki. "Gitarku masih di sini?."

"Karena kau kembali tepat waktu. Aku belum membuangnya. Barangmu masih di kamarmu." Shigaraki melambaikan tangannya mengusir 'Nagato'.

'Nagato' juga tidak peduli dan meminta Ryosuke untuk menuju tempat kamarnya dulu.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang