Chapter 17

3.4K 526 11
                                    

Sore tiba dan Nagato mendapat pengawas baru. Orang itu adalah..., seseorang yang terlalu familiar untuk bisa dilupakan.

"Kita bertemu lagi Nak."

All Might dengan pakaian kerja berdiri di depan Nagato dengan bentuk berototnya.

Nagato berkedip beberapa kali lalu melihat Aizawa-sensei yang berdiri di sampingnya.

"Jangan menatapku, aku tidak mau mengurusimu selama dua puluh empat jam. Aku juga punya kehidupanku sendiri. All Might yang akan menjagamu saat malam hari. Kau ikuti saja pria itu." Aizawa-sensei melempar smartphone kecil kepada All Might.

Nagato mengerti, memang tidak mungkin bagi Aizawa-sensei untuk mengawasinya setiap waktu. Apalagi dengan setumpuk tugas dan pekerjaannya sebagai guru.

"Ayo Nak, kau akan tinggal di tempatku." All Might mengulurkan tangannya. Tapi Nagato hanya diam menatap tangan besar itu.

All Might mempertahankan senyum dan tangannya. Sementara Aizawa-sensei mengerutkan alisnya.

Ini aneh, tadi siang anak ini masih berbicara dengan normal, penuh dengan kenakalan dan emosi anak kecil pada umumnya. Tapi sekarang berubah menjadi sangat apatis.

"Apa yang kau tunggu bocah?, segera pergi atau aku akan langsung menendangmu." Aizawa-sensei memecah keheningan itu.

Nagato menaruh tangannya di tangan All Might. Pria itu  menggandeng tangan Nagato lalu berjalan pulang menuju kediaman hero no satu itu.

Aizawa-sensei menatap kepergian kedua orang itu hingga tak terlihat. Dia lalu kembali ke mejanya dengan banyak pikiran tentang Nagato.

Ganjil, segala sesuatu tentang anak itu aneh. Sejak mereka bertemu di ruang interogasi Aizawa-sensei bisa merasakan keganjilan terhadap perilaku anak itu. Suasana hati anak itu berubah terlalu cepat. Tapi itu mungkin karena dia masih anak kecil. Banyak anak yang merubah suasana hatinya dengan mudah.

Mengesampingkan emosinya yang berubah-rubah. Perilakunya juga..., ganjil. Aizawa-sensei telah mendapatkan semua informasi Nagato selama di interogasi.

Pertama Nagato mampu menghilangkan nyawa tanpa emosi. Aizawa-sensei menyimpulkan ini saat menyaksikan Nagato menjelaskan kronologi kejadian gedung parkir tanpa rasa bersalah seolah apa yang dia bunuh hanya semut.

Yang kedua, Nagato menolak semua makanan yang di sediakan selama kurungan. Bahkan jika petugas memaksanya, Nagato hanya menatap piring di depannya tanpa menyentuhnya sedikitpun. Jadi polisi terpaksa menyuntiknya dengan larutan nutrisi selama tiga hari itu. Siang tadi Nagato juga menolak makan makanan yang dibelikan Aizawa-sensei.

Dan juga, selama pengakuan Nagato, Aizawa-sensei jelas menemukan celah dalam ceritanya. Ada potongan kejadian yang tidak di ceritakan Nagato saat pengakuannya. Jelas jika anak itu menyembunyikannya.

Apakah pengaruh villain itu terlalu besar pada Nagato?. Anak itu sampai berani menyembunyikan kebenaran.

Aizawa-sensei meneruskan pekerjaannya. Banyak murid yang meminta gedung latihan di buka hingga malam. Jadi secara alami Aizawa-sensei harus mengawasi murid-muridnya.

Sekitar pukul sembilan malam Aizawa-sensei menerima kunci gedung latihan dari Iida. "Sudah malam, segera istirahat di rumah, jangan keluyuran dan segera pulang." Aizawa-sensei segera mengusir Iida keluar.

"Baik, Sensei!. Aku akan istirahat yang baik!."

Aizawa-sensei melihat Iida berlari menjauh lalu menuju ruang rapat.

Aizawa-sensei mengetuk pintu lalu langsung masuk. "Kepala Sekolah."

"Ah, Aizawa-san segera duduk. Toshinori-san dan Tsukauchi-san sudah menunggu. Biar aku buatkan teh." Seperti biasa Nezu berbicara dengan nada yang menyenangkan.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang