Chapter 28

2.8K 454 41
                                    

Sekolah kembali dimulai setelah satu hari libur untuk pemulihan setelah festival.

Hujan dan langit mendung menemani para murid berangkat sekolah.

Nagato mendongak melihat langit gelap yang terus menjatuhkan air. Tapi rintik air tidak pernah menyentuh tubuhnya barang setetespun.

Tanpa diketahui seorangpun sebenarnya Nagato sedang berlatih menggunakan shinra tensei dengan tekanan kecil. Gelombang shinra tensei bertekanan kecil menyelimuti seluruh tubuh Nagato.

Dilihat sekilas mungkin Nagato terlihat seperti berhujan-hujanan. Tapi jika diperhatikan dengan teliti, maka tetesan air hujan terlihat memantul saat akan menyentuh tubuh Nagato.

Keren memang, Nagato tidak perlu basah saat kehujanan. Padahal dia baru memikirkan cara ini saat menikmati hujan kemarin. Dan hasilnya?, Sukses.

Tapi sayangnya kakinya masih basah. Itu karena Nagato memang tidak menyelimuti kakinya dengan shinra tensei. Karena jika dia melakukan itu, maka kakinya tidak akan menapak. Seperti berjalan di udara, tapi memiliki efek negatif juga.

Jika Nagato juga menyelimuti kakinya, selain dari dia tidak menapak, benda-benda di sekitar kakinya juga akan terpental karena akibat dari gelombang shinra tensei.

Nagato melirik arloji di tangan kirinya. Lima menit lagi bel masuk akan berbunyi. Dia mengarahkan pandangannya ke arah gerbang masuk UA. Nagato bisa melihat Iida yang berlari menggunakan jas hujan diikuti Midoriya yang berjalan cepat mengikuti Iida.

Setelah melihat dua orang itu Nagato mulai berjalan-jalan di tengah hujan. Sendirian. Ya benar, sendirian!.

Tanpa Aizawa-sensei ataupun All Might yang mengikuti.

Itu karena kemarin Nagato mendapat pelacak yang baru. Bentuknya seperti arloji berwarna merah dan kini terpasang di tangan kirinya.

Menurut perkataan Nezu, alat ini sama dengan sistem GPS. Jadi selama Nagato tidak meninggalkan lingkungan UA, pelacak ini tidak akan memberikan peringatan. Sekarang Nagato merasa lebih nyaman tanpa harus mengekori Aizawa-sensei maupun guru lainnya.

Sepertinya UA mulai melonggarkan kewaspadaan mereka pada Nagato.

Padahal kemarin Nagato baru saja membuat masalah. Tapi sekarang orang-orang UA bukannya waspada malah melonggarkan kewaspadaan mereka.

Hm, masalah yang ditimbulkan Nagato kemarin adalah dia terjun bebas dari puncak rooftop gedung UA. Nagato baru menyadari jika ternyata rooftop UA memiliki landasan helicopter. Dia selalu curiga dengan asal keuangan UA.

Tapi itu tidak penting. Yang terpenting adalah Nagato jelas membuat geger seluruh guru yang tengah mengadakan rapat hari itu.

Tiba-tiba ada bayangan merah yang jatuh bebas melewati jendela ruang rapat. Siapa yang tidak akan geger dengan kejutan itu?.

Rapat seketika dihentikan dan para guru berbondong-bondong turun ke lantai satu dan menuju halaman depan di tengah hujan.

Di tengah rerumputan para guru UA melihat Nagato yang terbaring di tengah hujan tanpa bergerak. Mereka tidak bisa mengkonfirmasi apakah Nagato tewas atau tidak. Karena pada dasarnya Nagato berpakaian merah dan karena itu para guru tidak tahu apakah warna merah itu dari darah atau pakaian Nagato.

Dan anehnya, entah karena khawatir atau waspada, para guru hanya berdiri mematung sambil terus menatap tubuh Nagato. Bahkan Nezu yang datang terakhir bersama Recovery Girl juga berdiri diam.

Saat Recovery Girl berjalan cepat menghampiri Nagato, tiba-tiba saja Nagato bangkit dan duduk dengan ekspresi tercengang. "Luar biasa." Bisiknya.

Recovery Girl langsung memukul kepala Nagato dengan tongkat setelah mendengar itu dan mengomelinya. Nagato langsung mengaduh kesakitan dan memegangi kepalanya. Beberapa guru menghembuskan nafas setelah mengkonfirmasi Nagato baik-baik saja lalu kembali ke ruang rapat.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang