Chapter 41

2.1K 352 10
                                    

Kuru back!(・∀・)

Maaf sebelumnya karena kemarin Kuru gak up ⊙﹏⊙

Gomenasai Minna (~_~;)



***



Ok guys sekilas info buat yang nanyain. Mumpung Kuru inget sekalian Kuru sampaikan.

Jadi gelang yang dipakai Nagato itu cuman alat pelacak. Sama sekali tidak memiliki fungsi penyadapan. Gara-gara gelang itu Nagato cuman boleh berkeliaran di dalam area UA saja.

Terus untuk Nezu kok bisa memantau Nagato, itu dari penyadap di kakinya Itachi. Makanya kemarin Nagato marah sama Itachi karena gelang di kakinya, burung itu sama aja udah berpihak pada Nezu.

Nah, karena sebab itulah Nezu bisa tahu pertengkaran murid 1A sama Nagato waktu di kamar mandi. Yang waktu Bakugo ngamok itu. Itu juga lewat penyadapnya Itachi. Masa ya toilet ada cctv-nya(´-﹏-';) malu dong kalau tahu.










***

Jam pulang...

All Might berdiri sendirian di dekat pintu keluar. Sembari masih melirik ke sana kemari. Tapi sosok kecil yang biasanya selalu mengikutinya pulang tidak terlihat sedikitpun.

Merasa khawatir, All Might menelpon Aizawa-sensei.

*Tut tut 

"Hm, ada apa?."

"Nak Nagato sedang bersamamu?."

"... Tidak?. Bukankah tugasmu yang menjaganya di jam ini?. Bocah itu tidak bersamamu?."

"Jika Nak Nagato ada bersamaku, untuk apa aku mendadak meneleponmu Aizawa-san."

"Jika yang kau katakan benar. Lalu siapa yang pernah meneleponku di pagi buta mengatakan bahwa rumahnya bergetar seakan ada raksasa yang mengguncangnya?."

"Itu hanya metafora Aizawa-san, perumpamaan."

"Terserah, gunakan saja pelacak yang terpasang pada bocah itu. Aku sudah memberikannya padamu bukan?." 

"Kau benar Aizawa-san, aku melupakan alat pelacak itu."(• ▽ •;)

"....".  =_=

*Tut

Aizawa-sensei tidak repot mengucapkan sepatah kata lagi dan telepon itu terputus secara sepihak.

"...."

"... Halo?, Aizawa-san?."

All Might menutup telpon dengan senyum canggung. Yah itu salahnya sendiri melupakan pelacak yang sejak tadi dikantonginya.

Lokasi menunjukkan area pelatihan hutan IV. Segera All Might menuju ke sana dalam mode berototnya untuk mempersingkat waktu.

Dengan sekali lompat All Might mampu menempuh jarak yang cukup jauh. Angin bersiul meniup rambut kuningnya setiap simbol perdamaian itu berada di langit.

All Might memastikan titik merah kecil pada pelacak sebelum berhenti melompat. Setelah berjalan sebentar dia melihat rambut merah yang familiar dari balik pohon.

All Might tersenyum lembut. Bukan senyum semangat yang biasanya terpasang pada mode berototnya. Terkadang dia sendiri tidak menyadari jika dia selalu memasang ekspresi lembut saat berhadapan dengan Nagato.

Nagato, anak kecil yang dicarinya terlihat tertidur pulas di bawah pohon. Mungkin karena inilah anak itu tidak segera menemuinya saat bel pulang berbunyi.

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang