Chapter 79

258 63 10
                                    

Secara alami Andi langsung mengerutkan kening. Dia merasa jika Yama hanya seperti sedang mengucapkan omong kosong.

"Dari mana kau tahu hal itu?."

Yama mengeluarkan sapu tangan untuk mengusap kacamatanya.

"Kau mungkin tidak ingat. Tapi aku, tidak. Kau dan aku pernah hidup di jalanan selama beberapa waktu. Tentu saja aku memiliki jalan informasi tersendiri. Kalau tidak, polisi mungkin telah menemukan kami sejak aku membawamu pergi waktu itu."

"Lagipula, kasus orang itu pastinya telah menjadi rahasia umum. Semua orang tahu dan menyaksikan pertarungan terakhir All Might. Jadi tidak mungkin hanya sedikit orang yang mengetahui tentang para villain yang tertangkap waktu itu. Bahkan orang awam pun mungkin bisa menyimpulkan hal yang sama denganku setelah melihat kasus itu."

Andi terdiam, wajahnya tenggelam dalam bayangan lampu yang redup. Tidak mungkin.

Seolah bisa membaca raut wajah Andi, Yama memakai kacamatanya dengan gerakan ringan sebelum melanjutkan,

"Tapi ya..., itu mungkin pendapat banyak orang saat ini. Meskipun aku pribadi juga menyetujui pendapat ini, tapi pada kenyataannya tidak ada yang tahu?." Yama mengangkat bahunya.

Benar, tidak ada yang tahu kenyataannya. Andi kembali mengangkat pandangannya. Mungkin, mungkin masih ada peluang untuk menemukan Ryosuke di luar Tartarus.

Hanya saja peluang ini saja dengan mencari jarum di tumpukan jerami. Andi tidak tahu ada dimana kemungkinan tubuh Ryosuke berada. Dan dia sama sekali tidak mempunyai petunjuk tentang itu.

Satu-satunya petunjuk mungkin dengan menemukan Nagato atau orang-orang yang terlibat dengan tim pembersihan setelah pertarungan All Might waktu itu.

Dan dia tahu jika orang-orang itu sama sekali tidak Andi kenal sama sekali. Serta tidak ada cara untuk menemukan mereka. Satu-satunya yang Andi kenal selain jajaran para Hero yang berjasa waktu itu, .... hanya murid-murid Aizawa-sensei.

Andi bimbang dengan pilihannya yang menjadi terbatas. Peringatan Ireng tentang tidak terlibat dengan jalan cerita utama berputar di kepalanya.

Mungkin, dia bisa meminta pendapat kucing itu.

Andi seketika memeriksa sekitar. Tidak ada keberadaan seekor anak kucing maupun tikus hitam itu. Sepertinya mereka bermain kejar-kejaran lagi.

Andi menekan perasaan bingung gelisahnya dan memilih menunggu kembalinya anak kucing itu.

"Apa..., kau ingin mencoba mencari petunjuk terlebih dahulu?. Meskipun kecil kemungkinannya, tapi bisa saja bocah Ryosuke itu tidak di masukkan ke Tartarus."

Melihat Andi yang terus diam, Yama beranjak berdiri. "Aku akan mencuci rambutku. Kau juga cucilah segera atau mungkin kulit kepalamu bisa iritasi nanti."

Saat Yama telah benar-benar tidak terlihat, barulah Andi mulai bergerak pelan. Kedua tangannya dengan ringan menarik rambut penuh cat di kepalanya. Tangannya menjadi kotor dan terasa lengket tapi Andi tidak merasa risih sama sekali.

Jantungnya mulai berdebar dua kali lebih cepat. Bernafas menjadi terasa sulit karena mengikuti ritme jantungnya. Tapi meski begitu tatapannya terlihat termenung tanpa fokus apapun.

Tanpa dia sadari, gejala kecemasan yang telah lama bisa di tekan kembali muncul ke permukaan.

Andi mulai menyadari kondisi abnormal nya dan mulai menarik nafas dalam seperti bagaimana biasanya dalam meredakan penyakitnya.

Tidak, tetap tenang. Mari tunggu Ireng kembali terlebih dahulu.

Setelah detak jantungnya terasa normal Andi berdiri dan mengikuti arah Yama pergi tadi untuk mencuci rambutnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang