Chapter 4

3.5K 544 17
                                    

Hari demi hari berlalu. Kini Nagato sudah terbiasa dengan kehidupan di dunia ini. Kegiatannya juga terbilang monoton. Setiap harinya dia akan mengamen bersama Ryosuke di berbagai tempat. All Might juga tidak terlihat lagi di kota ini. Mungkin dia sudah kembali ke Tokyo.

Setiap ada waktu Nagato juga tidak lupa sesekali berlatih dengan quirk rinegannya. Untuk antisipasi jika matanya tiba-tiba aktif sehingga dia akan bisa mengendalikannya.

Mungkin kehidupan seperti ini terlihat membosankan tapi bagi Nagato ini terasa nyaman baginya.

Hari ini Nagato tidak mengamen dengan Ryosuke. Kini dia tengah meneliti kekuatan matanya di taman yang sepi pengunjung. Ryosuke tengah pergi sejak pagi, dia bilang memiliki suatu urusan yang tidak cocok bagi anak kecil katanya.

Hah, terserah dia mau apa. Nagato tidak akan mau repot-repot ikut campur urusan orang lain.

Mengingat dari anime Naruto, seharusnya Nagato mempunyai enam kemampuan yang bisa di turunkan pada orang lain. Tapi orang itu harus terhubung dengan energinya. Dia anime Naruto, Nagato menggunakan besi penerima cakra untuk menghubungkan kekuatannya pada enam pain.

Nagato di sini tidak punya besi seperti itu. Dia bahkan tidak punya cakra. Tapi dia punya energi yang dihasilkan dalam tubuhnya, karena dia bisa merasakannya, mungkin energi ini mirip cakra di anime Naruto.

Ok, energi tersedia. Yang jadi masalah sekarang media untuk menyalurkan energinya. Jika tidak salah besi hitam penerima itu dihasilkan dari tangan Yahiko, sementara Yahiko menerima kekuatan dari Nagato. Jadi, bisakah Nagato menghasilkan besi yang sama?.

Seharusnya bisa. Dia ingat adegan saat Naruto mencoba membujuk Nagato untuk  menghentikan penyerangan, Naruto hampir tertusuk oleh besi itu.

Ok, eksperimen dulu. Nagato melihat tangannya. Yahiko dalam anime Naruto mengeluarkan besi dari pergelangan tangannya. Bisakah dia melakukan hal yang sama?.

Konsentrasi. Nagato telah melepas penutup matanya sejak tadi dan mengaktifkan rinegannya. Dia membayangkan besi keluar dari tangannya. Dan sedetik kemudian merasakan sesuatu yang menonjol di pergelangan tangannya di ikuti rasa sakit perih.

Nagato meringis, karena sakit, dia langsung mengibaskan tangannya dengan cepat. Dan Tak!. Dia mendengar sesuatu yang patah. Di dekat kakinya jatuh besi berwarna hitam sebesar pensil sepanjang sepuluh cm. Dia lalu melihat tangannya.

Berdarah. Sekarang di pergelangan tangannya terdapat lubang kecil hasil dari besi hitam itu mendobrak keluar. Sakit rasanya, Nagato masih meringis. Tapi kemudian lubang itu mengecil, tapi masih mengeluarkan darah. Luka di pergelangan tangannya tidak tertutup sepenuhnya tapi terlihat lebih baik.

Nagato mencoba mengabaikan rasa sakit di pergelangan tangannya dan memungut besi sebesar pensil 2b itu. Besinya dingin dan berlumuran dengan darahnya. Tidak terlihat berbeda dengan besi pada umumnya?. Hitam dan dingin begitulah Nagato mendeskripsikannya.

Nagato melempar-lempar besi di tangannya. Dia lalu menjentik batang hitam itu. Ting!. Suara khas benturan logam terdengar, Dan Nagato langsung merasakan sakit di jarinya.

Oww aw aw aw, adududuh, benar-benar besi asli.

Nagato melipat jarinya yang sakit sambil menggerutu sakit. Kenapa dia begitu bodoh untuk memukul besi dengan jarinya?. Nagato rasa jarinya akan memar, jika benar memar dia akan kesulitan bermain gitar.

Nagato berjongkok mengamati jarinya baik-baik. Melihat apakah akan muncul memar. Setelah beberapa saat Nagato mendengar suara.

Srrk srrk

Kesasar (MHA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang