"Keputusan rapat tadi hanya akan membuat Aizawa-san semakin tidak menyukai Nagato."
"Mn, wajar untuk tidak menyukainya, karena sejal awal Nagato muncul dari sisi villain. Sudahkah kau memberitahu penerusmu tentang Nagato Toshinori-san?." Nezu memutar kursinya dari arah jendela.
"Ya, sudah. Tapi aku tidak bisa menjamin dia akan tutup mulut pada tugas tidak resmi itu. Dia anak yang..., banyak bicara." All Might duduk dihadapan Nezu dalam ruang Kepala Sekolah.
"Sebisa mungkin UA harus mendapatkan kepercayaan Nagato, anak itu masih kecil seharusnya mudah mempengaruhinya." Kursi Nezu berputar lagi menghadap jendela.
"Jika Kita gagal merubah pikiran Nagato, lalu apa?." All Might hanya melihat Nezu yang sejak tadi berputar-putar di kursinya.
"Jika gagal. Maka Nagato lebih baik memilih netral, dari pada villain. Karena jika kita tidak mendapatkan Nagato, maka para villain juga tidak boleh mendapatkan Nagato. Kemampuan Nagato hanya akan membuat sisi yang dipihaknya berat sebelah." Nezu berputar menghadap All Might lagi. Mengingat kekuatan besar yang mampu dikumpulkan anak itu yang akan digunakan untuk meratakan USJ.
Jika Nagato menggunakan kekuatan sebesar itu atas perintah villain, bisa-bisa seluruh Tokyo rata dengan tanah.
"Maaf menyela, tapi bisa aku tahu kenapa aku juga dibawa kesini?."
Dua pria itu serempak menoleh pada seorang nenek tua, Recovery Girl.
"Haha, maaf Recovery Girl. Kami sempat melupakanmu. Jadi bagaimana, Nagato tidak membuat masalah selama kami rapat tadi bukan?." Nezu menyajikan segelas teh.
"Tidak, dia anak yang tenang, dan pendiam. Nagato tidak membuat masalah sama sekali. Sejak tadi dia hanya tidur di ranjang UKS." Recovery Girl menerima teh hangat.
"Tidur?, Tapi itu bukan waktu untuk tidur siang bukan?." All Might bertanya.
"Ya, itu bukan waktunya untuk tidur siang. Tapi Nagato tadi tidur sangat nyenyak. Bahkan tidak terganggu sama sekali dengan suara yang aku timbulkan. Aku tadi sempat memeriksanya diam-diam, sepertinya Nagato sempat mengalami insomnia dan tubuhnya jelas mengalami kelelahan. Apa saja yang telah dilakukannya?." Recovery Girl menuntut jawaban. Jiwa orang tua yang menyayangi anak kecil telah bangkit.
"Kami tidak membuat Nagato melakukan apapun. Seharusnya dia tidak akan lelah, apa ada sesuatu yang tidak kami ketahui?." All Might mengusap dagunya. Nezu menyatukan jari-jarinya. Keduanya berpikir hal yang sama.
....
Huf...
Nagato menghembuskan nafas. Dia menatap lawan dihadapannya sambil melemaskan tubuhnya. Rinegannya aktif dengan tenang.
Bakugo menantangnya, dan Nagato tidak takut untuk meladeninya. Selama delapan bulan yang lalu Nagato tidak hanya bermain. Dia juga berlatih, membuat tubuhnya kuat. Tapi karena umurnya, semua kekuatan itu diproduksi menjadi lentur dan fleksibel.
Nagato juga sudah tidur dengan nyaman di UKS tadi. Tubuhnya mulai agak nyaman. Sebelumnya saat di USJ, Nagato mengumpulkan banyak kekuatan, tapi itu semua dibubarkan secara paksa oleh Aizawa-sensei.
Meski begitu, efek samping dari mengeluarkan banyak kekuatan masih berdampak pada tubuhnya. Nagato merasa lelah dan mengantuk, tapi walaupun begitu, dia belum bisa beristirahat dengan tenang.
Banyak hal yang harus dilakukannya, dari interogasi sampai berada di UA. Selama itu Nagato belum bisa tidur dengan nyaman. Baru tadi pagi dia bisa istirahat dengan nyaman. Sepertinya Nagato harus berterima kasih pada ranjang UKS Recovery Girl nanti.
"Bersiaplah untuk hancur bocah pengecut!. MATI!."
Bisa ditebak, tentu saja Bakugo menyerang lebih dahulu. Nagato sekilas melirik Aizawa-sensei. Guru itu tak bergerak, dia hanya akan mengawasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...