Apa ini mimpi?
Itulah yang selalu dia gumamkan sejak pertama kali melihat dunia dua dimensi dengan orang-orang berambut warna-warni.
Tapi kali ini berbeda.
"Apa ini mimpi?." Sekali lagi dia bertanya.
Tiba-tiba ada yang memukul kepalanya. "Jika kau masih bermimpi maka segera cuci kepalamu dan berganti pakaian!. Ayolah!, kau ada pertandingan basket hari ini. Kehormatan gedung asrama kami ada dipundakmu hari ini!. Segera bersiap!, sejak tadi anggota Tim mu terus memborbardirku dengan chat!."
Leonard, teman sekamarnya di dunia nyata. Sekarang berdiri di depannya.
"Andy, apa yang kau tunggu?!."
Ya, itu namanya di dunia nyata. Dan baru saja Leonard memanggilnya.
"Ah? ya. Pertandingan basket ... sekarang?." Dia mengusap dahinya. "Jadi itu semua hanya mimpi?."
"Mimpi, mimpi. Dengar ya ini bukan mimpi. Matamu terbuka, mataku juga terbuka. Bagaimana bisa ada yang bermimpi dengan mata terbuka?. Jangan bahas mimpi lagi. Jika kau tidak mau mencuci wajahmu maka ayo, paling tidak ganti pakaianmu." Leonard melemparkan pakaian Andy yang diambil asal dari lemari.
Dia segera mengenakan pakaiannya dengan linglung.
"Ayo cepat!. Pertandingan bisa saja dimulai tanpamu. Kita harus bergegas!." Leonard menarik tangan Andy dan berlari.
Dia melihat lorong asrama yang di lewati mereka. Ini lorong gedung asrama B, universitasnya di dunia nyata. Di sekolahnya ini memiliki tradisi yang biasa dilakukan para murid penghuni asrama. Pertandingan basket antar gedung asrama.
Seingatnya, Tim Andy dari gedung B memang memiliki pertandingan dengan Tim gedung A.
"Semangat Andy!."
"Gedung B adalah pemenang!."
"Berikan kemenangan pada kami!."
Di sepanjang jalan Andy menerima ucapan semangat dan harapan dari setiap orang yang dilewati dua orang itu.
"Ini kenyataan." Aku telah kembali.
"Ya ya, berhenti dengan omong kosong itu dan segera bermain!." Leonard mendorong Andy ke rombongan timnya.
Tak terasa mereka telah sampai di lapangan indoor. Penonton memenuhi setiap bangku, terus bersorak bagi Tim yang mereka dukung. Tim lawan juga telah menunggu di sisi lain lapangan.
"Kami menunggumu Andy, kenapa kau lama sekali?. Kau tidak lupa ada pertandingan hari ini bukan?." Kapten timnya memarahi Andy.
Andy menggaruk kepalanya. "Maaf kapten!, Aku tadi terlalu hanyut dalam mimpi."
"Mn, sudahlah, segera ganti seragammu."
"Baik!." Andy dengan cepat mengganti pakaiannya. Tubuh tinggi dengan otot perut sempurna terpapar dimata para gadis membuat mereka memerah.
Andy tersenyum saat menatap tubuhnya. Ini memang tubuh aslinya di dunia nyata. Bukan tubuh anak kecil berambut merah. Jadi itu hanya mimpi.
"Kau harus semangat Andy!. Aku mendapat pesan jika kakakmu juga ikut menonton!." Leonard tanpa malu berteriak dari tempat penonton di antara gadis-gadis.
"Kau teman Andy?."
"Apa kau punya nomornya?, boleh aku minta?."
Andy segera mendengar pertanyaan gadis-gadis yang bertanya pada Leonard.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
Fiksi PenggemarSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...