Nagato digiring ke UKS bersama Bakugo.
Dengan sifat Bakugo, tidak lengkap rasanya jika tidak membuat heboh semua orang. Di sepanjang jalan orang itu terus berteriak hingga menjadi pusat perhatian.
Hampir semua murid 1A melihat Bakugo digiring ke UKS. Mereka lalu mencegat Midoriya untuk di interogasi.
Nagato bisa melihat Midoriya kesulitan menjawab setiap pertanyaan teman-temannya.
Tapi yang aneh adalah, kenapa Nagato berada di ruang Kepala Sekolah. Bukankah seharusnya ke UKS?.
Nagato mengingat perkataan Aizawa-sensei.
"Kau punya cukup nyali untuk membuat masalah bocah."
"Bukankah wajar bagi anak seusiaku untuk membuat masalah?." Nagato berkomentar.
"Itulah masalahnya." Setelah mengatakan itu, Aizawa-sensei keluar sambil menutup pintu.
Nagato sekarang menatap Nezu yang duduk di belakang mejanya.
"Jadi...,"
"Ya?," Nezu menjawab dengan senyum.
"Untuk apa aku berada di sini?. Aku kira tujuanku akan ke UKS?." Nagato bertanya dengan ragu. Matanya masih sakit, badannya juga pegal ingin segera berbaring di kasur empuk UKS.
"Oh?, kau tidak tahu?, atau tidak sadar Nagato-kun?. Bukankah kau selalu bersikap dewasa dan rasional saat bersamaku?. Seharusnya kau bisa menebaknya." Nezu masih memiliki ekspresi tersenyum yang sama.
"Ah?, apa karena aku memukul muridmu?. Asal kau tahu saja, muridmu itulah yang mengeluarkan tantangan lebih dulu." Nagato menjelaskan alasannya.
"Oh?, dan kau menerima tantangan itu?." Nezu masih tersenyum sama.
"Kau tahu muridmu yang satu itu bukan?. Jika aku tidak meladeninya, mulutnya tidak akan diam." Nagato masih menjelaskan dengan tenang.
"Baik aku mengerti. Tapi yang aku maksud bukan perihal duelmu dengan Bakugo-kun." Nezu mengambil gelas teh yang sempat dia sisihkan sebelum Nagato datang.
"Lalu kenapa...?"
"Masih tak bisa menebak?. Kalau begitu aku beritahu." Nezu menyatukan jari-jarinya. "Percobaan melarikan diri."
"Percobaan- apa?. Maksudmu aku?." Nagato menunjuk dirinya sendiri. Dia tahu jika statusnya sekarang hanya tawanan, tapi Nagato tidak pernah berpikir untuk melarikan diri sebelumnya.
Nagato bisa hidup enak di sini. Dia juga bisa menyaksikan alur ceritanya secara langsung. Nagato tidak akan begitu bodoh untuk meninggalkan srmua kenyamanan ini bukan?.
Apakah Nezu berpikir Nagato akan pergi dan kembali bersama Shigaraki?. Mana mungkin Nagato mau melakukan hal itu.
Nezu mengangguk-angguk. "Siapa lagi?. Kau mencuri alat pemantau dari Toshinori-san saat dia lengah bukan?."
"Aku tidak mencurinya." Nagato mengalihkan pandangannya.
"Lalu?,"
Nagato hanya diam, dia sudah ketahuan. Mungkin Nezu sudah berpikir yang tidak-tidak, seperti kembali ke tempatnya Shigaraki. Padahal Nagato hanya mengambil alat pemantau itu lantaran ingin menemui Itachi.
"Baik, aku tahu kau tidak akan mengatakan alasanmu. Sekarang, jika kau mau aku memaafkanmu. Kembalikan alat yang ada di sakumu itu." Nezu merentangkan cakarnya.
Nagato mengembalikan alat pemantau itu dalam diam.
"Begini lebih baik. Kau membuat kami khawatir, kau tahu?." Nezu menuangkan segelas teh untuk Nagato.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...