Di pantai yang penuh sampah dan rongsokan. Dua orang tengah membersihkan sampah-sampah itu. Satu besar, tinggi, dan berotot dengan rambut kuning. Yang satu lagi kecil Dan kurus dengan berambut hijau berantakan.
Dua orang yang bersih-bersih itu adalah tokoh utama dunia ini. Midoriya Izuku bersama mentornya Toshinori Yagi atau yang akrab dipanggil All Might.
Sebenarnya mereka tidak membersihkan sampah bersama. Tapi pada kenyataannya hanya Midoriya saja yang berkerja sementara si raksasa berambut kuning hanya terus berteriak memberi semangat.
Nagato merasa ironis saat mengawasi interaksi dua orang itu. Dia sekarang juga berada di pinggir pantai yang sama namun agak jauh dari lokasi penuh sampah itu. Benar-benar tidak mencintai alam, apa di dunia ini tidak ada undang-undang tentang pencemaran lingkungan?.
Nagato masih mengawasi dua orang itu melalui mata Itachi. Dia lalu menatap gambar setengah jadi pada sketch book di pangkuannya. Sudah lama dia tidak santai dan menggambar lagi sejak insiden di kota pinggiran.
Nagato tengah menggambar sketsa wajah. Ini adalah wajah kedua orang tua 'Nagato'. Dia mendapatkan wajah kedua orang tua ini dari sakit kepalanya kemarin. Hampir tengah malam saat sakit kepalanya hilang. Itu rasa sakit paling lama yang pernah dia alami.
Dia mendapatkan ingatan yang..., sulit dikatakan. Itu adalah ingatan 'Nagato' sebelum dia meninggalkan rumahnya. Dia mengingat kilasan buruk itu lagi.
Malam itu seperti biasa Ayah Nagato pulang tengah malam dan memukuli istrinya. Pagi harinya giliran Nagato yang dipukuli oleh ibunya.
Dan Nagato hanya menerimanya saja, karena yang dia tahu wanita itu adalah ibunya dan Nagato sangat menghormati kedua orang tuanya meskipun Nagato juga merasa takut pada dua orang itu.
Ibunya terus memukulinya hingga ibunya tiba-tiba berhenti. Dia mendengar ibunya berkata. "Sungguh melelahkan harus melakukan ini setiap hari. Kapan bayaranku tiba bulan ini?."
Setelah itu Nagato melihat ayahnya datang dengan botol minuman keras. "Tenang saja ini hari terakhir. Bos itu bilang jika kita bisa menstimulasi bocah ini lebih keras untuk mengeluarkan quirknya, lalu kita bisa menyerahkan bocah ini pada pemiliknya." 'Nagato' hanya menatap kedua orang tuanya bingung. Tidak mengerti dengan yang mereka bicarakan.
Ibunya memandang Ayah Nagato dengan gugup. "Kau bilang ini hari terakhir?. Kalau begitu kau harus membayar tagihan rumah sakitku kali ini!."
"Kenapa aku harus melakukan itu?!." Ayah Nagato menegak botol itu hingga habis.
"Kau bilang ini yang terakhir dan harus lebih keras. Berarti harus ada luka berat bukan. Aku tidak mau uang bayaranku dikurangi karena harus ke rumah sakit!." Ibu Nagato meninggikan suaranya. Dan mulai beradu mulut dengan Ayah Nagato. Nagato yang masih terabaring di lantai karena habis dipukuli hanya menonton kedua orang tuanya dalam diam.
"Berisik!, Kenapa semua perempuan itu cerewet?. Kita langsung praktek saja."
*Pyaaar!.
Dengan sekali pukul botol minuman itu pecah di kepala ibu Nagato. Darah mengalir dengan deras membasahi wajah wanita itu. 'Nagato' terkejut melihat kejadian itu. Ibu Nagato berteriak keras karena sakit.
Ayah Nagato memukuli ibu Nagato dengan botol yang di pegangnya. "Nah, kau ingin bayaran bukan?. Kalau begitu kita harus bisa membuat bocah ini mau mengeluarkan quirknya." Ayah Nagato memukuli ibu Nagato lebih keras.
Ibu Nagato awalnya berteriak keras. Tapi lama-lama suaranya makin pelan dan hanya terus diam saat hujan pukulan jatuh di tubuhnya. 'Nagato' masih mengawasi ibunya yang dipukuli, suara ibunya makin pelan lalu tak bersuara lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...