Dengan sinar hangat dari cahaya matahari, sepasang mata kecil berwarna kuning terbuka berlahan. Cahaya pagi memberikan sentuhan emas pada mata yang terbuka itu.
Meow. Suara pelan anak kucing terdengar di sebelahnya.
"Ireng?, dimana ini?." Andi menoleh, melihat anak kucing hitam yang berbaring di sisi perutnya.
"Aku tidak mati?. Yah, sungguh sial bertemu Hawks saat itu. Bagaimana dengan identitas tubuh ini?. Jika aku hidup, aku tidak bisa hidup tanpa identitas. Mereka akan menjadi curiga. Kau punya ide?, atau kau tahu siapa nama tubuh ini?."
Anak kucing itu melompat ke perutnya terus-menerus mengeong. Tapi bagaimanapun sejak awal dia tidak pernah bisa berbahasa kucing. Dia tidak mengerti tentang apapun yang di katakan Ireng.
Meowuu...
Tapi jika di perhatikan baik-baik meongan Ireng biasanya pendek dan malas. Berbeda dengan sekarang kucing itu memiliki tambahan dua 'u' di belakang meongnya hingga terdengar menjadi lebih panjang.
"Apa kau sedang menirukan anjing yang melolong?." Dia agak tidak bisa mengerti.
Ireng terdiam sejenak sebelum tiba-tiba mendesis dengan seluruh taring kecilnya terlihat. Anak kucing itu terlihat marah.
"Ah, lalu?, aku benar-benar tidak mengerti tentang apapun yang kau katakan." Dia juga menjadi frustasi saat mencoba berbicara dengan seekor kucing.
Meowuu...
Ireng kembali mengulangi meongan yang sama.
"Wuu...?, Oh mungkin Yuu?." Anak kucing itu membuat suara seperti kicauan bukan meongan lagi kemudian berbalik membelakanginya, terus berkicau seakan mengata-ngatai anak kecil itu.
Sebelum anak kecil itu bisa berpikir lebih jauh pintu di kamar itu tiba-tiba terbuka. "Lihat siapa yang sudah bangun. Selamat pagi nak."
Seorang wanita dengan tubuh eksotis dan bertelinga kelinci masuk sambil membawa perban dan obat.
Ireng tiba-tiba melompat turun dan bersembunyi di kegelapan bawah lemari.
"Makhluk kecil itu bisa masuk lagi?. Aku tidak tahu apakah itu kucingmu tapi dia terlihat sangat lengket denganmu. Bahkan tidak membiarkanku menyentuhnya sedikit pun." Mirko meskipun terkenal dengan kekuatan nya yang besar berkat teknik kelincinya dan biasanya berbicara kasar seperti laki-laki, tapi di hadapan seorang anak kecil tidak mungkin wanita itu menunjukkan sisi seperti itu.
"Kau sudah merasa lebih baik?. Kita akan menuju rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut. Sebelum itu, bisa aku tahu namamu nak?."
Anak kecil itu menatap anak kucing yang bersembunyi di bawah lemari. Dia pikir mungkin Ireng bahkan lebih introvek daripada dia sendiri.
Andi kemudian dengan ragu menyebut, "... Yuu."
"Yuu?, hanya itu?." Sebisa mungkin Mirko memasang ekspresi lembut jangan sampai anak di depannya menjadi takut.
Anak kecil itu mengangguk.
Lebih baik percaya pada Ireng. Dia menguatkan tekadnya untuk memakai nama yang di sebutkan Ireng.
"Baiklah Yuu, kita akan ke rumah sakit. Obat-obatan di rumahku tidak cukup untuk menyembuhkanmu."
Andi menggeleng kecil. "Terimakasih, tapi tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri."
Begitu dia selesai mengatakan itu. Dia langsung mengangkat tubuhnya. Tanpa Ireng di sisinya tubuh itu tidak terlalu terasa sakit. Dia mudah dalam bergerak dan kemudian langsung turun dari tempat tidur. Tapi begitu kakinya menginjak lantai dia langsung kehilangan kekuatan nya untuk berdiri dan jatuh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kesasar (MHA)
FanfictionSeorang dari dunia nyata masuk ke dalam serial anime boku no hero academia. Wat de hel?! terdengar klise tapi begitulah kejadiannya. Terbangun dalam tubuh seorang anak kecil di dunia yang penuh dengan hero membuatnya terdiam. Hanya satu kata yang...